Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Author

Book, movie/series, and fiction enthusiast contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lintas Waktu

18 Februari 2025   07:30 Diperbarui: 18 Februari 2025   02:59 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by olret.viva.co.id

Karla (2015)

Semua berjalan biasa dalam cerita hari ini. Pergi ke kampus, belajar, nongkrong dengan teman, juga bertemu pacar. Ya, seharusnya memang begitu. Sampai di sore hari ketika hendak naik bus dari alun-alun kota masih dengan setelan kuliah dan ransel yang menggantung di punggung, Bara, adikku, tiba-tiba muncul dengan napas yang tak teratur.

Ia mengenakan seragam SMA-nya dengan sedikit keringat yang membasahi wajah. Dari ekspresi itu, aku tahu bahwa ada yang tidak beres.

"Jangan naik bus, Kak. Kita pakai taksi aja, ya?" tanyanya sedikit panik.

"Kenapa?" tanyaku balik masih tak mengerti.

Bara dengan ciri khas rambut berponinya itu menarik tanganku persis ketika bus yang seharusnya kunaiki datang. Aku mengikuti perintahnya dengan terus berjalan sejauh 200 meter sampai akhirnya bisa menemukan taksi berwarna biru muda.

Kami masuk menduduki kursi belakang dengan tujuan rumah yang jaraknya cukup jauh dari sana. Entah berapa biaya yang harus dikeluarkan, yang jelas akan berkali-kali lipat dari tarif menaiki bus.

Semula aku ingin meminta penjelasannya begitu kami sampai di rumah. Tapi, ia malah bergegas ke lantai dua menuju kamar.

Dan di sinilah cerita sesungguhnya mulai. Begitu menyalakan televisi, sebuah breaking news menghadirkan berita hangat soal kecelakaan bus di kotaku tinggal. Aku tahu betul bahwa bus itu adalah kendaraan yang seharusnya kunaiki tadi.

Entah apa yang merasuki anak itu, hingga akhirnya ia bisa melihat soal kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun