"Kamu... bisa pulang sekarang," kataku sedikit memaksa.
Alya memberesekan tasnya, lalu beranjak dari tempatnya duduk. Kami bersalaman sesaat. Dan bisa kulihat ada tatapan sendu dari mata itu.
"Maaf ya, Al. Aku yakin kamu bisa dapat yang lebih baik."
"That's okay. Dah Bagaz, kapan-kapan nanti Tante main lagi ke sini."
Pintu tertutup. Dari balik jendela, aku melihat mobilnya perlahan pergi dari depan rumahku.
Sebenarnya ada rasa getir dan sedikit penyesalan yang menyelimuti diri ini. Tapi, aku yakin ini yang terbaik.
Tak berselang lama, aku dihubungi oleh salah satu karyawan HRD di kantor. Mereka meminta konfirmasiku atas email yang pernah aku kirim beberapa waktu lalu.
"Iya Pak betul. Saya mengajukan surat pengunduran diri. Ya, kebetulan memang mendapat tempat kerja yang lebih baik. Siap pak. Terima kasih."Â
Telepon ditutup, kemudian aku menemui Bagaz yang sedang asyik memainkan mobil-mobilan kesayangannya.
"Bagaz, kita siap-siap dari sekarang, ya. Karena awal bulan depan kita akan pindah ke luar kota. Kamu siap kan, Jagoan Kecil?"
"Siap, dong. Aku akan ikut kemanapun Ayah pergi."