***
Seperti biasa, pagi itu setelah membuka toko, kami bertiga menyiram bunga-bunga di sini agar terlihat semakin segar. Seorang pelanggan masuk. Dia perempuan dan masih muda. Riska melayaninya dan menanyakan bunga apa yang sedang dicari. Perempuan itu hanya menjawab ingin bunga yang bagus untuk dihadiahkan pada seorang laki-laki.
Ketika Riska masih sibuk memberikan beberapa opsi untuk paket bunganya, aku menuju halaman luar sambil menyemprot beberapa bunga yang terlihat kering.Â
"Nah kalau gini kan segar," kataku pelan.
"Mas!" seru seseorang.
Aku menengok, melihat anak SMA yang beberapa minggu lalu memesan sebuket bunga matahari. Kini ia berpakaian bebas, dihiasi oleh senyum sumringah yang mengisi wajahnya.
"Gimana kabarnya?" tanyaku sambil bersalaman.
"Sangat baik," jawabnya.
"Jadi, soal bunga matahari itu..."
"Dia senang banget. Makanya aku ke sini untuk bilang terima kasih."
"Terus, udah mengungkapkan perasaan?" tanyaku lagi dengan tatapan jahil.