Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ungkapkan Semua dengan Bunga

28 November 2020   16:17 Diperbarui: 28 November 2020   16:22 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by hdwal.com via pinterest

"Ah, bisa aja kamu. Tapi kira-kira bunga apa yang cocok, ya?"

Aku berpikir beberapa saat hingga menemukan satu ide sederhana. 

"Ini cocok untuk Bapak," kataku sambil memberi sebuah pot kecil yang diambil dari kebun belakang.

Bu Ane sempat memandang tak mengerti melihat aku yang tidak membawa buket bunga seperti biasanya. Sebelum ia bertanya, aku duluan menjelaskan apa maskud dari tanaman kecil ini.

"Ini bibit bunga mawar. Biar Bapak yang rawat ini di sela waktu pensiunnya. Spesial, kan?"

Ada senyuman tulus yang kulihat dari sudut bibir perempuan itu.

"Kamu selalu tahu apa yang terbaik untuk pelanggan."

Tak lama setelah itu, Bu Ane pamit. Kami berpelukan sekali lagi sebagai tanda perpisahan. Aku berkata jangan pernah bosan untuk datang ataupun sekadar mampir ke sini. Karena setiap melihatnya, aku selalu teringat Mama, sosok yang sudah tak bisa lagi aku temui di dunia ini.

***

Kabar di hari Kamis sore itu membuat aku tidak berpikir lama untuk pergi. Sebuket bunga lili putih yang sudah ditambahkan beberapa hiasan daun ini sebenarnya dibuat khusus untuk pajangan toko. Tapi, aku membawanya sebagai bentuk ucapan bela sungkawa atas dipanggilnya insan pada sang Maha Kuasa.

Toko aku titipkan pada Danar karena kebetulan Riska sedang libur. Dengan pakaian kemeja dan celana yang serba hitam, aku memesan taksi online lewat aplikasi untuk menuju daerah Cihampelas, Bandung. Sempat kulirik cuaca yang cukup mendung itu. Semoga tidak hujan dan aku bisa sampai di pemakaman sebelum senja tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun