Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Divine Fury", Exorcism ala Korea dengan Kemasan Epik

16 Agustus 2019   20:50 Diperbarui: 18 Agustus 2019   13:55 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by chingutotheworld.com

Sekitar sebulan yang lalu dunia perfilman tanah air diramaikan dengan salah satu film asal Korea Selatan, yaitu Parasite. 

Dengan mengedepankan drama komedi yang juga disatukan dengan cerita thriller, film Parasite berhasil meraih jumlah penonton yang banyak di Indonesia. Bahkan beberapa bioskop menayangkan film ini sampai lebih dari sebulan lamanya.

Saya sendiri sebagai penikmat film sudah tidak aneh lagi jika Korea Selatan bisa memproduksi film-film yang laku di pasaran. Sejak film Train to Busan beberapa tahun lalu, saya sering menyempatkan diri datang ke bioskop untuk menonton film Korea. 

Judul yang pernah saya tonton di antaranya adalah My Annoying Brother, Gonjiam Haunted Asylum, Parasite, dan lainnya.

Maka, kemarin saya memilih film The Divine Fury. Sebelumnya saya malah belum menonton trailernya dan menyangka bahwa ini adalah film action. Ternyata setelah filmnya dimulai, saya baru sadar bahwa The Divine Fury adalah film horor. Tapi tidak masalah sih karena saya memang paling menyukai film horor.

Film ini rilis di negara asalnya pada akhir Juli 2019 dan rilis di Indonesia hari Rabu, 14 Agustus kemarin. Tokoh utamanya adalah Park Seo Joon yang pernah bermain di serial tv Dream High 2 dan What's Wrong with Secretary Kim. Ada juga aktor muda Choi Woo Shik yang terkenal lewat perannya di Train to Busan dan Parasite.

Prolog film menceritakan seorang anak kecil bernama Yong Hoo yang kehilangan ayahnya karena tugas sebagai polisi. Sebelum meninggal, ia datang ke gereja untuk berdoa kepada Tuhan demi keselamatan ayahnya. 

Namun ia menganggap Tuhan tidak mengabulkan keinginannya. Ayahnya pergi untuk selamanya, membuat Yong Hoo membenci Tuhan dan tidak pernah mempercayainya-Nya lagi.

Ketika dewasa, karir Yong Hoo melesat naik sebagai petinju dunia. Ia memenangkan banyak turnamen tanpa pernah terkalahkan. Hanya saja, ketika melihat sesuatu berbentuk salib, ada bisikan kecil pada hatinya yang mana itu adalah bisikan iblis yang seharusnya jangan diikuti.

Sekitar 20 menit pertama cerita akan difokuskan pada kehidupan Yong Hoo yang tiba-tiba memiliki luka di telapak tangannya. Bahkan setiap malam lukanya semakin parah dan mengeluarkan banyak darah. Karena dokter tidak bisa menanganinya, maka ia memilih untuk datang ke cenayang. 

Pada bagian ini sebenarnya sedikit membosankan dan konflik utama belum terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun