Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Playlist 10 - Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi?

21 April 2019   18:57 Diperbarui: 21 April 2019   19:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by ulasanfilmindonesia.wordpress.com

Alma mengeluarkan seluruh isi tasnya ke permukaan meja. Ia ingat betul, sebelum jam istirahat pertama buku tulisnya itu masih disimpan dengan baik. Tapi sekarang, buku yang berisi catatan tugas yang harus dikumpulkan sebentar lagi itu mendadak lenyap entah ke mana. Apa mungkin ada seseorang yang sengaja mengambilnya tanpa sepengetahuan dirinya?

Hal yang menjadi masalah sesungguhnya adalah tentang Pak Anwar, guru Ekonomi kelas XI IPS 3. Tidak galak memang. Tapi jika sudah berkaitan dengan tugas yang tidak dikumpulkan, jangan harap akan dapat nilai di atas 75 ketika di rapor nanti.

"Ini tugas besar lho, Rin. Lima puluh soal udah gue kerjain dari minggu lalu. Ya kali sekarang bilang ke Bapak kalau bukunya ketinggalan?"

"Coba cari lagi, deh. Atau inget-inget takut ada yang pinjem gitu," jawab Erina, teman sebangkunya.

Ketika waktu semakin dekat dengan jam pelajaran baru di mana Pak Anwar tidak pernah telat datang ke kelas, seorang laki-laki datang dari arah belakang menuju meja Alma. Ia menyimpan sebuah buku tulis bersampul coklat tepat di permukaan meja yang berantakan itu.

"Thanks ya buat contekannya. Tadi gue nggak ngerti yang nomor 27, 42, sama 50."

Alma yang semula hanya duduk di tempat kini langsung bangkit berhadapan dengan laki-laki berambut ikal yang lebih tinggi darinya itu. Mata mereka bertatapan untuk beberapa saat. Tatapan Alma jelas tidak bersahabat, tapi lawannya itu memasang wajah polos tanpa tahu salahnya apa.

"Refaldi, lo tahu nggak barusan gue panik karena nyangka buku ini hilang?" tanya Alma sembari mengangkat bukunya itu di hadapan lawan bicaranya.

"Nggak tahu," jawab Refaldi cuek.

Alma menarik napas dalam.

"Dan bisa nggak kalau mau pinjem sesuatu itu izin dulu ke gue?" tanyanya sekali lagi dengan penuh penekanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun