Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Playlist 03, Kasmaran

22 November 2017   21:54 Diperbarui: 26 November 2017   23:32 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by: hai.grid.id

Lagi-lagi hari ini gue kena marah sama guru di kelas. Penyebabnya cuma satu, yaitu gara-gara terlalu fokus sama cewek berambut pendek yang duduk di kursi paling depan tanpa memperhatikan apa yang guru katakan. Diem-diem gue memang sering curi pandang ke dia. Nggak tahu kenapa, seru aja gitu. Wajahnya memang nggak begitu cantik, bahkan nyaris tanpa make up. Tapi pesonanya itu... bikin gue nggak bosen.

Setelah kena semprot yang membuat anak-anak satu kelas ikut tertawa, gue fokus ke papan tulis dengan rumus-rumus yang sama sekali nggak menempel di otak. Semuanya terkesan blur. Gue nggak ngerti apa-apa. Sesekali gue mencuri pandang ke tempat duduknya lagi, tapi dia seakan tahu kehadiran gue yang jadi seorang stalker. Gue langsung buang muka, pura-pura nulis di buku matematika ini.

Sekitar satu jam kemudian waktu belajar untuk mata pelajaran ini habis. Guru yang tadi buat gue malu udah keluar kelas, disusul oleh beberapa siswa berseragam putih abu-abu yang nggak sabar untuk segera pulang ke rumah masing-masing.

Gue keluar sebentar buat ke kamar mandi dengan tas yang masih di kelas. Anak-anak masih banyak juga yang belum pulang, jadi gue nggak perlu khawatir tasnya hilang atau gimana. Karena letak kamar mandi cewek dan cowok deketan, gue bisa denger ada suara cewek yang lagi ngeluh gitu. Gue coba memasang telinga baik-baik untuk tahu siapa orang ini. Dan dugaan gue nggak meleset, ini cewek yang bikin gue nggak konsentrasi belajar di kelas akhir-akhir ini.

"Duh ojek online nya malah nge-cancel lagi," kata dia yang terdengar di telinga gue.

Gue tahu nggak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi. Jadi, gue ikutin dia dari belakang sambil mencoba mengajak dia ngobrol.

"He-hei," kata gue yang begitu gugup sebelum dia masuk ke kelas.

"Ya?" jawabnya sambil membalikkan badan menatap gue.

"Ta-tadi aku nggak sengaja denger... ka-katanya ojek online yang kamu pesen nge-cancelorderan, ya?

Dia belum menjawab. Ekspresi wajahnya sedikit heran. Duh, gue malah makin gugup.

"Kalau mau... a-aku bisa antar kamu pulang. Kalau nggak salah rumah kita searah, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun