Mereka sebetulnya bisa tetap survive dengan mencari tarkaman. Mencari turnamen di kampung-kampung. Namun sektor tarkam pun ikut terdampak, meskipun ada namun tak seramai biasanya. Dengan bayaran yang mungkin jauh lebih kecil dan sepinya tarkaman apakah mereka bisa bertahan di situasi sulit ini dalam waktu lama?
Tak ada jaminan, beranjak dari persoalan tersebut mestinya federasi, Kemenpora, dan BOPI mulai memikirkan profesi atlet yang terdampak pandemi. Setidaknya ada bantuan sosial seperti yang diberikan pada Buruh, UMKM, seniman, dan lainnya.
Akhir kata, bila buruh/pekerja di industri lain menulis happy long weekend di story medsos mereka hari-hari ini. Maka izinkanlah kami sebagai buruh ekslusif di industri sepak bola berteriak "Happy long long long weekend".