Gelandang yang sempat memenangkan Piala Dunia edisi 2014, Mesut Ozil, telah dikeluarkan dari daftar skuad Arsenal untuk kompetisi Liga Primer dan Liga Europa 2020/21. Seperti kita ketahui bersama, pemain 32 tahun ini sempat berseberangan terkait beberapa kebijakan klub yang dikeluarkan oleh manajemen The Gunners, termasuk perihal penyesuaian upah.
Namun, pemain berpenghasilan 350.000 poundsterling per pekan itu terus menciptakan bola liar lewat curhatan di akun media sosial pribadinya. Teranyar, pada pernyataan tertulisnya di media sosial pada hari Rabu (22/10), Ozil menerangkan dua clue yakni "ketidakmanusiawian" dan "keadilan".
"Saya akan terus berlatih sebaik mungkin dan sedapat mungkin menggunakan suara saya untuk melawan ketidakmanusiawian dan untuk keadilan," demikian bagian akhir postingan di akun instagram pribadinya yang terverifikasi, @m10_official.
Dua clue yang dibeberkan Ozil tersebut cukup menggiring kita pada apa yang selama ini telah diperjuangkan Ozil dalam menyuarakan keadilan bagi Muslim Uighur di daratan Cina. Meskipun pemerintah Cina secara konsisten membantah perlakuan buruk terhadap Muslim Uighur di negara mereka.
Namun sejak tahun 2018 media-media internasional tak pernah berhenti mewartakan bukti yang mereka temukan terkait sekitar satu juta orang -- kebanyakan dari komunitas Muslim Uighur Cina -- yang diperkirakan telah ditahan tanpa diadili disebuah kamp penjara dengan keamanan yang ketat.
Mesut Ozil yang juga seorang Muslim kerap melontarkan empatinya terhadap Muslim Uighur. Namun Arsenal memilih bersikap apolitis dengan menyebut bahwa pandangan Ozil tidak mewakili klub.
Agen sang pemain, Dr. Erkut Sogut, juga menganggap bahwa pandangan Ozil terhadap Muslim Uighur bukanlah pandangan politik. Melainkan empati yang naluriah sebagai sesama manusia.
"Bayangkan seorang pemain sepak bola keluar dan berkata 'ini tidak manusiawi'. Apakah itu [pandangan] politik atau empati? Mesut belum bisa berbicara sekarang karena kerahasiaan, tetapi suatu hari dia akan melakukannya dan kita akan lihat apa yang dipikirkan orang," pekik Sogut. Seperti dinukil dari ESPN.
Pandangan Ozil terkait Muslim Uighur tak hanya membawa terpaan masalah terhadap karirnya di klub, tetapi Ia juga sempat dikeluarkan dari video game Pro Evolution Soccer 2020 versi Cina. Juru bicara KEMENLU-nya Cina mengatakan Ozil telah termakan oleh berita bohong alias hoax terkait komentar-komentarnya mengenai Muslim Uighur.
Ozil tak hanya sekali menyuarakan isu politik. Awal bulan ini, Ia juga mengangkat satu isu hangat di dunia politik internasional melalui media sosialnya, yakni konflik kekerasan yang masih bergulir antara Azerbaijan dan Armenia untuk wilayah Nagorno Karabakh.
Murni Terdepak Karena Hal Teknis atau Non-Teknis?