Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menilik Kota Milan dari Dua Warna

17 Oktober 2020   12:31 Diperbarui: 18 Oktober 2020   00:13 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan kucuran uang dari pengusaha kaya raya, terbentuklah Internazionale Milan. Sejak saat itu, Rossonerri juga dipandang sebagai klub kelas pekerja sedangkan Nerazurri dianggap sebagai klubnya orang-orang burjois.

Hal itu ditegaskan pula oleh supporternya sendiri, Milanisti kerap menggunakan transportasi umum kala hendak mendukung timnya. Sementara Interisti kerap menarasikan kemewahan dengan mayoritas pendukung menggunakan kendaraan pribadi.

Warna Biru-Hitam untuk Kaum Burjois Milan 

Tepat pada 9 Maret 1908, Giorgio Muggiani yang memimpin kelompok yang terdiri dari orang Italia dan Swiss (Bossard, Lana, Bertoloni, De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro dell'Oro, Hugo -- Hans Rietmann, Voelker, Maner, Wipf, dan Carlo Arduss) mendeklarasikan klub sepak bola baru yang diberi nama Internazionale.

Dengan sokongan dana yang melimpah, Inter berhasil merengkuh scudetto di tahun pertamanya mereka mentas di Liga Italia. Kapten dan pelatih yang mempersembahkan gelar perdana itu adalah Virgillio Fossati, yang tewas dalam Perang Dunia I.

Persis seperti saudara sekandung dan sedarah, Inter juga bergelimang prestasi. Di Eropa mereka memenangkan satu Piala Liga Champions, dua Europan Champion, satu kali Piala Dunia Antar Klub, dua Piala Interkonental, dan tiga Piala UEFA. Sementara itu, kedigdayaan mereka di kancah domestik begitu absah lewat koleksi 18 trofi Liga Italia, tujuh Piala Liga, dan lima kali Super Cup Italia.

Pada medio 1938, La Beneamata melahirkan Giuseppe Meazza, salah satu legenda klub yang hingga kini namanya digunakan untuk stadion kebanggaan mereka. Meazza menghimpun 284 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa.

Menapaki jalan kebesarannya sejak didirikan (langsung mendapat scudetto), meraih seabreg trofi dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, dan sejarah luar biasa bersama para legendarisnya. Namun semua kehebatan itu bukanlah dongeng belaka. Internazionale juga sempat mengalami dinamika.

Mereka sempat berganti nama menjadi Unione Sportiva Milanese dan Societa Sportiva Ambrosiana, itu adalah bagian dari perjalanan panjang klub yang sempat dimiliki pengusaha asal Indonesia itu.

Back to basic terjadi ketika era fasisme berakhir pada tahun 1943. Mereka tak diperkenankan lagi menggunakan nama barunya dan pihak klub mengembalikan nama Internazionale Milan dan bertahan hingga kini.

Perseteruan Meraih Puncak Madonnina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun