Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tekanan yang Tak Biasa dari Bobotoh

9 Maret 2019   11:54 Diperbarui: 9 Maret 2019   12:26 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tribunnews.com/surya

Setelah pelatih Mario Gomez minggat, Persib seolah kehilangan arah permainan. Bersama pelatih baru, Miljan Radovic, mereka tak kunjung mempresentasikan style of play yang kongkrit sebagai tim berkarakter menyerang, bertahan, atau bermain indah sepanjang laga. Hal tersebut terlihat dalam empat pertandingan terakhir melawan tim yang kualitasnya sepadan dari klub peserta Liga 1.

Akumulasi kekecewaan supporter Persib terhadap pelatih yang akrab dipanggil professor itu terjadi pada pertandingan melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3. Anak buahnya seolah bermain serampangan. Hal demikian mengundang bobotoh untuk turun ke lapangan dan berlaku anarkis.

Selain itu, sepanjang pertandingan berdengung nyanyian-nyanyian yang bikin kuping Prof Miljan panas "ganti Radovic" atau "Radovic butut" dari arah tribun. Sampai puncaknya, di penghujung laga Radovic dihadiahi bogem mentah oleh oknum supporter Persib. Situasi chaos tak juga mereda kala pria asal Balkan itu berjalan menuju ruang ganti, Ia kembali dihadang oleh pendukung Persib yang turun ke lapangan dan berusaha menyerangnya sebelum kemudian pihak keamanan menetralisir insiden tersebut.

"Saya minta maaf untuk bobotoh yang mendukung pemain. Tapi kalau mereka datang ke dalam, pukul, [rasanya] tidak enak," ucap Radovic dalam konferensi pers setelah pertandingan.

Wajar jika kemudian Radovic berkata demikian. Dalam sepakbola baku pukul merupakan tindakan yang tidak fair, ditinjau dari sudut manapun sulit memberi pembenaran atas kejadian tersebut. Bahkan pentolan bobotoh, Yana Umar, tidak sepakat dengan cara mengkritik Radovic lewat kontak fisik langsung. Ia menyatakan jika kritik itu menjadi hal yang wajar namun lebih elok jika disampaikan dengan cara yang baik.

"Sebenarnya kalau soal kritik itu wajar tapi dengan cara yang baik, insiden kemarin hingga ada [seorang bobotoh] yang datangi bench sesudah pertandingan lalu melakukan tindakan itu tidak dibenarkan. Bagaimana pun jangan sampai ada kekerasan di sepakbola hingga memukul kepada pelatih atau pemain, bagaimana pun Radovic masih pelatih kita. Kritik boleh pedas, boleh keras, [tapi] jangan ada kekerasan di dalamnya," pekik Yana Umar. Seperti dikutip dari Simamaung.

Senada dengan Yana Umar, ketua Viking Persib Club (VPC), Herru Joko, juga menyayangkan aksi oknum anggotanya sendiri. Ia mengatakan, kekerasan bukan budaya Bandung yang orang-orangnya dikenal someah dan santun. Mewakili supporter Persib Herru juga melontarkan permintaan maafnya.

"Bobotoh pasti kritis juga karena itu panggilan jiwa. Tapi tetap tidak boleh berlebihan begitu. Yang pasti tim ini lagi proses, pelatih baru, pemainnya baru, tempat baru, perlu waktu lagi [untuk] berproses. Iyalah minta maaf, jelas itu bukan anggota, itu oknum. Kami minta maaf karena itu tidak bagus, bukan budaya kita," ucapnya.

Baca Juga:

Meninjau Progres Persib di Bawah Kendali Miljan Radovic

The Power Of Bobotoh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun