Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tekanan yang Tak Biasa dari Bobotoh

9 Maret 2019   11:54 Diperbarui: 9 Maret 2019   12:26 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tribunnews.com/surya

Persekongkolan manajemen jelas menjadi sesuatu yang kurang gentle untuk mendepak pelatih sekelas Mario Gomez. Seperti kita ketahui bersama, jika eks pelatih Inter dan Valencia itu sulit di intervensi oleh pihak manapun termasuk oleh bos sendiri. Oleh sebab itulah, kerap terjadi percekcokan/gesekan antara pelatih dengan jajaran manajemen.

Gomez dicap sebagai pembuat onar dan mengganggu keharmonisan ruang ganti sebab kerap melontarkan kritikan pedas terhadap insfraktuktur yang dimiliki Persib dan lain-lain. Dengan dalih demi keharmonisan tim, Gomez dibukakan pintu keluar oleh manajemen secara tidak hormat.

Dosa Radovic dan Perekerutan Pemain

Meski demikian, tak benar jika Radovic tak berdosa sejak menangani Persib. Ia seperti berjudi sebab dengan sakleknya terus mengandalkan Srdan Lopicic yang jelas-jelas kontribusinya minim. Terlepas dari belum terlihatnya progress tim sejak ditangani akhir tahun 2018 lalu. Prof Miljan seperti terus menentang bobotoh dengan memainkan secara regular pemain bawaannya tersebut.

Tak butuh waktu lama bagi bobotoh untuk melontarkan komentar pedas. Kultur bobotoh yang kritikannya tidak ingin ditentang demi kemajuan Persib terus bergulir sepanjang Piala Indonesia 2018 dan Piala Presiden 2019. Perseden buruk Radovic mulai terlihat di dua laga terakhir Piala Indonesia 2018 saat mengahadapi tim selevel (Liga 1), Arema FC. Timnya sulit menang, terlebih lagi permainan tiki-taka yang pernah dijanjikannya tak kunjung terealisasi.

Dosa pertama Radovic -- membawa Srdan Lopicic -- merentangkan persoalan sistem perekrutan pemain di Persib lebih jauh ke belakang. Dalam beberapa musim terakhir ini, scouting pemain tak berjalan maksimal. Padahal bagi klub selevel Persib yang berkantong tebal seharusnya tidak sulit-sulit amat mendapatkan pemain Grade A yang punya kualitas mendongkrak prestasi tim.

Seperti musim lalu, Persib limbung mencari pemain. Ardi Idurs, Sabil, Ghozali, Inkyun, dan Bauman merupakan rekrutan yang tak begitu dikenal oleh bobotoh. Untungnya Gomez piawai mengasah pemain-pemain tersebut menjadi lebih baik dan mampu bersaing di level kompetitif.

Berkolerasi atau tidak, hal tersebut terjadi setelah Persib mendatangkan marquee player Carlton Cole dan Michael Essien. Mungkinkah uang belanja Persib mulai berkurang? Akan tetapi, hal tersebut langsung ditepis oleh manajer Persib, Umuh Muchtar. Ia menyatakan bisa membeli pemain yang harganya lebih mahal dan berkualitas dari Lopicic.

"Kami bisa cari pemain yang harganya dua sampai tiga kali lipat dari harga Lopicic. Asal pemain tersebut produktif. Tapi kami menunggu evaluasi pelatih dulu," ungkap Umuh seperti dikutip dari Pikiran Rakyat.

Kini bola ada di penguasaan kaki Prof Miljan, apakah dia akan melunak dengan kritikan bobotoh untuk merotasi pemain asingnya atau malah terus keukeuh dan memancing tekanan yang tidak biasa lainnya yang lebih besar dari para bobotoh. Kalau boleh memberi saran, lebih baik bobotoh jangan dilawan sebagaimana yang diungkapkan Abah Indra Thohir diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun