Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengikis "Something Wrong" Timnas U-22

12 Februari 2019   21:28 Diperbarui: 12 Februari 2019   21:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi menyerang lewat sayap biasanya lebih mudah ditebak dibanding menyerang lewat tengah (playmaker). Sebab, serangan yang datang lewat kaki playmaker sulit diantisipasi oleh para pemain bertahan lawan. Serangan jenis ini lebih variatif sebab serangan bisa dipindahkan secara tiba-tiba ke ruang kosong di sektor sayap kiri/kanan.

Berbicara pemain nomor 10, Gian Zola dan Todd Ferre menjadi dua opsi utama yang dimiliki Coach Indra. Namun pada implementasinya, keduanya masih belum bisa memerankan alur serangan yang diinginkan eks pelatih Bali United itu. Kita perlu membuka kembali rekam jejak kepelatihan Coach Indra, ketika melatih Timnas U-19 generasi Hansamu cs, Ia memiliki playmaker kreatif yang bisa memainkan skenario serangan, pemain tersebut adalah Evan Dimas Darmono.

Evan kerap memainkan peran yang tinggi dalam bangunan serangan Timnas U-19 pada masanya. Produktivitas golnya juga jadi bukti jika pemain asal Surabaya ini mahir menempatkan posisi, ini yang belum dimiliki oleh stok playmaker Coach Indra di timnya saat ini. Visi permainannya pun mampu menopang sayap-sayap berkecepatan tinggi. Pemain yang identik dengan nomor punggung enam ini masih jadi acuan relevan sebagai dalang serangan yang dibutuhkan Coach Indra dalam skemanya.

Babak Pertama

Jika di pertandingan sebelumnya kontra Arema, Coach Indra betul-betul menguji pola Deep-Defending atau pertahanan yang dalam sejak menit awal. Kali ini strategi tersebut tak sepenuhnya diperagakan. Lini tengah lebih cair memainkan passing pendek ke area final third.

Permainan offensive tim racikan Dejan Antonic agaknya jadi pertimbangan Coach Indra menurunkan pemain-pemain bertipikal menyerang. Sebagai contoh Firza Handika di posisi bek kiri diturunkan sejak menit awal, penetrasinya di sisi lapangan dibutuhkan pasukan Garuda Nusantara untuk meredam juga mengancam Marckho Sandy Meraudje dan Andik Vermansyah di sisi kanan serangan Laskar Sappe Kerap.

Meski pada perjalanannya Madura lebih dominan mendikte pertahanan Andy Setyo cs. Di lini tengah Hanif Sjahbandi dan Luthfi Kamal beberapa kali sempat bisa menurunkan tempo serangan lewat ball possession namun bola hanya berkutat di lini tengah dan belakang saja. Grup serangan Timnas U-22 masih terisolir sebagaimana di pertandingan sebelumnya, kontra Arema.

Hal tersebut membuat Indra Sjafri melakukan pergantian lebih cepat, Beni Oktaviansyah dan Rafli digantikan oleh Todd Ferre dan Billy Keraf ketika laga masih berusia 20 menit. Namun pergantian tersebut masih belum mengubah keadaan, justru 10 menit berselang Madura berhasil membuka keunggulan lewat tandukan Slamet Nurcahyo.

Memanfaatkan kelengahan Firza Handika yang masih belum sepenuhnya siap di posisi bek kiri. Andik Vermansyah merangsek kedepan dan melepas umpan terukur ke area kotak 16. Reaksi Andy Setyo maupun Bagas Adi dalam mengantisipasi arah bola dan para pemain Madura dianggap menjadi penyebab gawang Nadeo nirbobol di babak pertama.

Preseden buruk terkait antisipasi bola atas bukan lagi masalah utama timnas kita. Artinya postur tubuh tak lagi relevan untuk dijadikan alasan para pemain belakang Timnas kalah duel. Faktanya ini hanya soal reaksi para pemain, setinggi apapun striker lawan jika diganggu dalam duel minimal arah bola hasil sundulan tersebut tidak akan tepat sasaran atau punya kans melenceng.

Sebagai contoh Sergio Ramos yang posturnya tak jangkung-jangkung amat berhasil membuat timnya jarang kebobolan lewat bola udara. Sebab reaksi Ramos dalam mengantisipasi arah bola dan juga pemain lawan sangat baik atau pernahkah kita melihat seorang Bambang Pamungkas kerap memenangi duel lawan bek-bek timur tengah bahkan Eropa. Sudah berapa gol yang dihasilkan Bepe dalam mengelabui bek-bek jangkung lawan lewat udara? Ini soal reaksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun