Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Match Analysis Persib Bandung (vs PSMS Medan)

10 November 2018   10:09 Diperbarui: 10 November 2018   11:18 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa harus berbasa-basi lagi Persib kalah telak dari tim juru kunci PSMS Medan. Tidak ada alasan lagi untuk mengelak. Statistik, strategi, dan skor akhir cukup membuat bobotoh legowo menerima kekalahan ini. Sejak babak pertama, Frets Butuan dan Rachmad Hidayat dari sektor sayap serta Alexandros Tanidis dilini kedua seolah memberikan hipotesis jika gol ke gawang Persib hanya soal waktu.

Benar saja, aksi Felipe Martins di menit ke-52 seolah menyimpulkan masalah Persib di putaran kedua (secara teknis). Bukan saja memperpanjang rapor merah kebobolan tim sejak dijatuhi sanksi oleh komdis PSSI, dimana M. Natshir atau pun Made Wirawan tak pernah lagi mencatatkan cleansheet.

Melainkan juga seperti membuka aib strategi plan dari pelatih berpaspor Argentina itu. Pada pertandingan ini Persib turun dengan starting eleven yang hampir utuh. Artinya, pemain yang dijadikan pelapis para pilar yang absen dianggap tak terlalu jomplang kualitasnya. 

Dado/Dedi Kusnandar yang absen akibat cedera digantikan oleh Hariono yang secara kualitas memang sepadan, ketiadaan Febri yang tengah bela negara di Piala AFF 2018 pun mampu ditutupi oleh pemain senior macam Supardi Nasir dan Tony Sucipto.

Sama halnya dengan kekosongan yang ditinggal Inkyun (terkena sanksi red card) dan Bauman (cedera bahu), secara teknik dan game understanding Eka Ramdani serta Patrice Wanggai sebagai pengganti nyaris tak ada perbedaan mencolok. Artinya, tidak ada opsi strategi ekstrem dengan mengubah posisi bermain para pemain, seperti yang pernah dilakukan dalam beberapa pertandingan terakhir.

Semisal Atep dan Agung Mulyadi yang sempat dijadikan striker untuk menambal kekosongan Ezechiel dan Bauman, kemudian memainkan dua braker/gelandang bertahan dalam waktu bersamaan: Kim-Hariono, atau ketika Patrice ditarik bermain agak kedalam (area lini kedua/lini tengah) menemani Hariono di pertandingan melawan Bhayangkara FC. 

Kendati demikian, ada faktor-faktor teknis lain yang bisa dipelajari dari kekalahan ini secara lebih terperinci. Hilangnya bracker modern dalam diri Dedi Kusnandar, masalah kronis final third, serta penurunan beberapa performa pemain andalan.

Masalah Kronis di Area Final Third
Sejak Makan Konate hengkang praktis ritme permainan Persib berubah 180 derajat. Sialnya, kepergian Konate berbarengan dengan Firman Utina yang notabene kedua pemain ini merupakan gelandang serang yang pandai menahan, mengalirkan, dan memainkan ritme di area final third.

Sempat ada beberapa pemain yang datang ke Persib untuk menambal hal tersebut mulai dari Eriks Weeks Louis, Marcos Flores, Robertino Pugliara, hingga Inkyun Oh, namun kesemua pemain tersebut belum seutuhnya menjawab permasalahan yang diwariskan sepeninggal pemain asal Mali itu.

Ericks Weeks dan Robertino Pugliara sebenarnya punya kualitas, namun tak sedetil yang dimiliki Konate, mereka berdua datang menawarkan cara menahan bola di area final third tanpa visi bermain dan umpan matang seperti yang diperagakan pemain Timnas Mali itu. Berbanding terbalik dengan Marcos Flores, Ia punya visi bermain yang bagus ditambah umpan-umpan kunci, sayang Flores tak punya akselerasi yang sering dipertontonkan Konate, Flores cenderung lamban dalam hal ini.

Kemudian hari ini Inkyun datang seolah membawa solusi, Ia mempunyai daya juang, akselerasi, dan umpan yang mendekati kriteria Konate. Namun, inkonsistensi masih menaungi permainannya. Bisa dikatakan Konate merupakan gabungan antara Weeks, Pugliara, Flores, serta Inkyun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun