Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Cara Jojo Membersihkan Komentar Pedas

28 Agustus 2018   22:21 Diperbarui: 28 Agustus 2018   22:39 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potongan gambar siaran streaming

Sejak awal Jonatan Christie yang turun di cabor bulu tangkis nomor tunggal putra Asian Games 2018 tidak begitu diunggulkan. Baik secara head to head dengan para lawannya maupun rekannya sendiri, Anthony Sinisuka Ginting.

Betapa tidak, di pertandingan perdana babak 32 besar, Jojo sapaan akrab Jonatan Christie langsung berhadapan dengan pebulu tangkis unggulan dari China, Shi Yuqi yang menduduki peringkat dua dunia.

Butuh waktu tiga set (21-19. 19-21, dan 21-17) bagi Jojo untuk menyudahi perlawanan pemain yang memenangi gelar super series pertamanya di Perancis Terbuka pada 30 0ktober 2016 lalu itu.

Sedangkan di babak 16 besar, Jojo ditunggu oleh Khosit Petpradab. Pemain kelahiran Ratchaburi, Thailand ini memang tak lebih baik dari sisi peringkat, Khosit menduduki rangking 25 sedangkan Jojo bertengger di posisi ke-13 dunia.

Meski begitu, Khosit sempat membuat Jojo kewalahan di set pertama dengan poin 17-21. Meski kemudian di set kedua dan rubber game Jojo mampu membalikan keadaan 21-18, dan 21-18. Keadaan tak berbeda jauh dibabak perempat final, Vincent Wong Wing Ki dari Hongkong berhasil diperdaya dua set langsung dengan skor 21-11 dan 21-18.

Pada babak semifinal Jojo kembali menghadapi lawan kuat dari Jepang, Kenta Nishimoto. Pebulu tangkis peringkat ke-5 dunia itu sempat memberikan perlawanan sengit. Keunggulan Jojo di set pertama 21-15 langsung dibalasnya di set kedua 15-21.

Bahkan saat laga dilanjut ke rubber game, terjadi kejar-kejaran skor dan saat skor nineteen all/19-19 Jojo mempertontonkan aksi mengepel lantai walau kemudian Ia diberi kartu kuning karena tindakannya tersebut melanggar law of the game.

Skor akhir 21-19 membawa Jojo ke final dan kali ini lawan yang akan dihadapi berada satu strip dibawah rangking lawan sebelumnya yakni posisi ke-6 dunia dari Taiwan, Chou Tien Chen.

Secara pengalaman tentu saja pebulu tangkis kelahiran Taipei 28 tahun silam ini menang diatas kertas, Chou pernah meraih gelar Tionghoa Taipei Terbuka dan menjadikannya pemain tuan rumah pertama sejak tahun 1999 yang sukses menyabet gelar tunggal putra tersebut.

Namun segala keraguan agaknya berubah menjadi keyakinan saat Jojo berhasil menghentikan perlawanan unggulan keempat tersebut di set pertama 21-18. Sedangkan di set kedua giliran Jojo yang mendapat kondisi menang angin mengakui keunggulan Chou lewat skor 20-22. Di rubber set Jojo kemudian dapat unggul dengan skor 21-15 dan mensejajarkan namanya dengan legenda bulu tangkis Indonesia yang pernah meraih gelar tersebut.

Tan Tjoek Hok (1962), Ang Tjin Siang (1966), Liem Swie King (1978), Hariyanto Arbi (1994), dan Taufik Hidayat (2000, 2006). Keraguan demi keraguan Ia bersihkan sebagaimana saat aksinya membersihkan lapangan dengan handuk dan tangannya sendiri menjadi viral diperbincangkan masyarakat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun