Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kharisma Bepe dan Penantian di Babak Kedua

20 Januari 2018   00:36 Diperbarui: 20 Januari 2018   12:41 2714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Pamungkas| Sumber: Herka Yanis Pangribowo/bolasport.com

Setelah pertandingan Piala Presiden 2018 yang mempertemukan Persija Jakarta vs PSPS Riau (19/1) usai. Secara tak sengaja, penulis merogoh buku berjudul "BEPE20PRIDE" di sebuah rak buku pribadi. Teringat kembali prestasi gemilang seorang pemain sepak bola legendaris asal Getas yang bernama Bambang Pamungkas. 

Bambang terlibat dalam beberapa generasi Persija Jakarta. Di Timnas Indonesia pun dia mencatatkan 85 capsdengan sumbangsih gol sebanyak 37. Dan sampai artikel ini dibuat catatan tersebut belum mampu dilewati oleh pemain generasi dibawahnya.

Kembali, buku karya Bambang yang kedua setelah buku pertama berjudul "Ketika Jemariku Menari" membuat penulis merasakan kerinduan yang mendalam terhadap pria dengan kumis yang khas dan nomor punggung 20 itu di lapangan. Penulis berposisi netral, dalam artian tak ada hubungan khusus dengan Jakmania, kelompok supporter Persija, namun keberadaan Bambang Pamungkas memaksa daya tarik setiap pecinta bola tanah air untuk menyaksikan Persija bertanding.

Sialnya, beberapa musim terakhir Bambang seolah menjadi pilihan kedua. Usianya tak lagi memungkinkan untuk bermain full 90 menit. Maka tak jarang Bepe harus masuk dari bangku cadangan. Rasanya, regenerasi di Persija bergulir terlalu cepat. Hanya tersisa nama Bambang Pamungkas alias Bepe dari kepingan The Dream Team Persija 2001, saat di mana tim besutan Sofyan Hadi berhasil menjadi jawara di Liga Indonesia. Nama seperti Imran Nuhamarury, Widodo C. Putro, Nuralim, Budi Sudarsono, dan sebagainya sudah beralih profesi dalam artian pensiun sebagai pemain.

Bepe saat itu masih menjadi wonderkid. Meski Sofyan Hadi yang melatih generasi emas Macan Kemayoran, jasa Ivan Venkov Kolev tidak bisa dipinggirkan dalam membangun fondasi tim ini. Pelatih asal Bulgaria ini sudah meletakan batu fondasi sejak musim 1999/2000. Di era tersebut Persija nyaris juara, langkah mereka terhenti di semifinal. Namun di musim berikutnya kontrak Kolev tidak diperpanjang di klub ibu kota lantaran harus memenuhi panggilan untuk menangani Timnas Bulgaria U-21.

Walaupun begitu, Sofyan Hadi merupakan pelatih yang mampu membangkitkan mental pemain dan mampu membangun spirit kedaerahan. Ditambah lagi atmosfer dan semangat juang para pemain sedang bagus-bagusnya. Bisa dikatakan, skuad Macan Kemayoran tengah on fire.

Di musim tersebut wonderkid yang biasa dipanggil Bepe ikut andil dengan tampil sebanyak 28 kali dan menyumbang 15 gol. Sebuah statistik yang sedikit menurun mengingat pada musim sebelumnya saat ditangani Ivan Kolev Bepe berhasil membukukan 24 gol dalam 30 laga yang dijalaninya.

Entah efek dari transisi pelatih Ivan Kolev ke Sofyan Hadi atau karena baru pulang trial dari EHC Norad Belanda, produktivitasnya di musim 2002 juga menurun drastis. Ia hanya mencatatkan 5 gol dari 17 kali penampilannya bersama Persija.

Namun, bersama pelatih Sofyan Hadi, ia sempat mencicipi gelar individu sebagai Best Player Liga Indonesia tahun 2001. Berangkat sebagai pemain terbaik, Ia kian dipercaya sebagai pemain depan andalan Persija. Hingga sampailah di musim 2003 saat di mana Ia bertemu pertama kali dengan tandemnya Ismed Sofyan. Catatan golnya pun kembali produktif bersamaan dengan hal tersebut. Dari 29 kali penampilan ia mencetak 24 gol.

Photo by Jawapos.com
Photo by Jawapos.com
Satu musim berselang, prestasinya dalam urusan membobol gawang lawan cenderung menurun kembali. Ia hanya menyumbang gol sebanyak 12 gol dalam 23 caps bersama Persija dimusim 2004. Naik turun jumlah gol yang diciptakan Bepe tiap musimnya tidak membuat Selangor FA klub asal Liga Malaysia mengurungkan niatnya untuk membajak Bepe dari Persija Jakarta. Akhirnya, musim 2005/2006 menjadi awal sekaligus hal baru dalam karir Bepe meninggalkan klub kebanggaan ibu kota untuk pertama kalinya.

Tak dinyanya, di negeri jiran ia melegenda bersama Ellie Aiyboy. Duet Ellie-Bepe membawa Selangor FA menjuarai beberapa event. Di antaranya Juara Sultan Selangor Cup 2005, Juara Liga Perdana Malaysia 2005, Juara FA Cup Malaysia 2005, Juara Malaysia Cup 2005. Selain itu, Bepe menuliskan tinta emas dengan prestasi individunya di tim berjuluk Gergasi Merah ini. Ia menjadi pemain terbaik Malaysia Cup 2005, Pencetak Gol Terbanyak Piala FA 2005, Pencetak Gol Terbanyak Malaysia Premier League 2005.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun