Oh In Kyun sendiri ditempatkan sedikit ke depan oleh Mario Gomez, tidak sebagai playmaker namun posisinya lebih sejajar dengan Ezechiel. Dengan mobilitas dan kekuatan fisiknya, In Kyun hampir berada disetiap area lapangan.
Sesekali Ia berhadapan dengan Bhio Paulin, dilain kesempatan Ia jadi lawan sepadan bagi Yu Hyun Koo diarea tengah lapangan, kadang juga Ia menghadang pergerakan Nur Iskandar dan Konate Makan. Daya jelajahnya yang tinggi membuat Ia dinobatkan sebagai Man of The Match pertandingan versi bobotoh.
In Kyun sendiri diberi waktu penuh oleh arsitek anyar Persib. Sepertinya porsi bermain In Kyun yang sebegitu banyak bukan karena tehnik dan urgensi strategi melainkan sekadar memberi kesempatan membuktikan kualitas.
Saya rasa, Gomez dan staff pelatih lainnya mendengar steatment miring yang dialamatkan kepada pemain baru asal Korea Selatan. In Kyun tampil penuh percaya diri di laga perdananya. Apalagi Ia berhasil mencatatkan namanya di papan skor.
Hal tersebut jadi modal berharga bagi In Kyun untuk terus melanjutkan tren positifnya bersama Maung Bandung.
Evaluate Match
Walaupun berhasil mencatatkan hasil kemenangan perdana. Ada beberapa hal yang meski segera diperbaiki dalam permainan Maung Bandung.
Eka Ramdani, Bojan Malisic, Oh In Kyun, Ezechiel, Michael Essien dan lainnya masih bermain secara individu. Artinya, Persib belum bermain secara sistem.
Hal demikian terlihat dari aliran bola yang kurang lancar dari lini tengah ke depan. Tak jarang bola sampai ke depan hasil dari penetrasi pemain sayap bukan dari umpan satu dua dari lini per lini.
Wajar saja jika skema permainan Persib belum terlihat mengingat ajang Pilpres ini merupakan cara pelatih uji coba strategi dan bongkar pasang pemain untuk persiapan Liga 1.
Selain belum tercipta sistem permainan, masalah lain muncul antara pemain senior dan junior. Belum ada sinergi antara Billy Paji Keraf, Puja Abdillah, Indra Mustafa dengan Eka Ramdani, Supardi Nasir, Tony Sucipto. Artinya senior-junior masih belum terkoneksi dengan baik.