Mohon tunggu...
GILANG RAHMADI PUTRA DAMANIK
GILANG RAHMADI PUTRA DAMANIK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mari Membaca

enjoy

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Virus Covid 19 Melonjak, Masyarakat Indonesia Tumpang Tindih

30 Juli 2021   15:22 Diperbarui: 30 Juli 2021   16:07 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini, dunia telah diguncangkan oleh suatu wabah yang dikenal dengan virus covid 19. Virus ini bermula muncul dari salah satu negara yang terkenal sebagai julukan tirai bambu yaitu Cina. Hal ini identik dengan keberadaan pasar tradisional yang menjual berbagai ikan, hewan yang dianggap awam untuk dikonsumsi pada beberapa negara lain. Hingga akhirnya, penyebaran virus yang begitu cepat mampu menyerang warga tanpa memandang batas usia yang menimbulkan kepanikan. Bahkan demi menyelamatkan diri, beberapa warga Cina melakukan migrasi ke daerah terpencil yang jarang penduduknya.

Penyebaran virus ini akhirnya tidak bisa dihentikan dan semakin luas ke negara lain termasuk Indonesia. Dalam hitungan hari, peningkatan kasus corona di Indonesia melonjak sehingga pemerintah mengambil tindakan untuk memberhentikan sektor non esensial sementara waktu. Kondisi ini tentunya memberontak pada aspek perekonomian, pendidikan, hingga tingkat sosial. Terutama tingkat perekonomian yang juga dipengaruhi oleh perekonomian Cina. Hal ini didukung dari penelitian Budiyanti (2020) apabila pertumbuhan ekonomi China mengalami perlambatan sebesar 1-2 %, maka akan berdampak pada menurunnya ekonomi Indonesia sebesar 0,1-0,3 %. Keadaan ini semakin diperketat dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pada Maret 2020 sebagai upaya mengurangi pergerakan masyarakat. PSBB mengatur tentang peliburan sekolah, kegiatan keagamaan, kegiatan pada fasilitas umum, kegiatan sosial dan budaya, sarana transportasi, serta kegiatan lainnya yang menimbulkan kerumunan. Di sisi lain, pemerintah juga menekankan untuk diberlakukannya kegiatan WFH (Work From Home) bagi karyawan yang bekerja di perkantoran.

Keadaan negara yang terguncang ternyata membawa perubahan besar terhadap kehidupan. Seperti dilansir pada kompas ( Mei, 2020) yang memuat informasi terjadinya pemutusan hubungan kerja dan menimbulkan bertambahnya jumlah pengangguran. Terutama peran kepala keluarga yang berimbas pada menurunnya keuangan keluarga. Sementara di lain sisi, manusia dapat bertahan hidup dengan membutuhkan makan dan tempat tinggal. Namun kenyataannya, tidak semua masyarakat memiliki keadaan yang mapan, seperti tempat tinggal yang masih menyewa dan hal ini sangat berimbas terhadap penyebaran virus corona.

Bahkan terjadinya penyebaran yang belum bisa diatasi hingga kini, banyak masyarakat melanggar peraturan pemerintah. Para pedagang misalnya, tetap membuka toko yang merupakan sumber penghasilan satu-satunya. Begitu pun dengan pembeli yang tetap melakukan transaksi jual-beli. Dalam kondisi ini, tidak bisa disalahkan posisi pemeritah yang bertindak sebagai pembuat peraturan dan kepentingan masyarakat yang tetap membutuhkan makan untuk hidup.

Penyaluran tenaga kesehatan dalam mengatasi penyebaran virus corona juga masih diragukan oleh beberapa kelompok. Banyak kelompok yang terpinggirkan sering tidak mempercayai sistem layanan kesehatan dan bahkan beberapa berpandangan penyakit ini sudah hal biasa. Berbeda dengan pandangan masyarakat skala ekonomi cukup yang menganggap penyakit ini membahayakan sehingga membatasi mereka untuk melakukan pergerakan. Imbasnya, masyarakat skala menengah ke bawah tidak memiliki penghasilan dan beberapa tidak ada pilihan melakukan gulung tikar. Namun, hingga saat ini pemerintah lebih tertuju pada perlengkapan fasilitas kesehatan. Seperti pengadaan vaksin, masker, vitamin C dan obat yang mendukung. Tetapi kebutuhan masyarakat sebenarnya lebih tertuju pada kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan.

Akibatnya, demi memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat tidak lagi memperhatikan disekelilingnya yang mengancam kehidupan manusia. Perubahan ini tentunya membawa pengaruh besar terhadap nilai dan norma yang selama ini menjadi

panutan masyarakat untuk bertindak. Adanya sifat individu agar mampu bertahan hidup, mengambil hak milik orang lain tanpa meragukan sanksi atas tindakannya yang memicu timbulnya perbedaan skala kehidupan antara kaya dan miskin. Hal ini tentunya akan menjadi serangan yang mengkhawatirkan keadaan penduduk yang skala menengah ke bawah.

Oleh karena itu, dalam mengatasi permasalahan yang serius ini, mari kita tetap menerapkan 3 M (mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker). Di sisi lain, agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan hidup dan kesehatan masyarakat, sangat diperlukan peranan pemerintah dalam menindaklanjuti masalah ini. Kepedulian terhadap sesama sangat dibutuhkan dalam mempertahankan kehidupan bersama. Seperti kenyataannya hingga sangat ini, penyebaran covid 19 terus bergejolak dan tidak tahu kapan peristiwa ini akan berlalu.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanti, Eka. 2020. Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Perdagangan Dan Pariwisata Indonesia. Jurnal Bidang Ekonomi dan kebijakan publik. Volume XII, No.4.

Kompas TV Makassar. 2020. Sepuluh Dampak Positif Virus Corona( sebuah Opini Lepas dari Pengamatan Kehidupan). Kompas, 15 Mei 2020.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun