Membahas bagaimana suatu media massa dapat mempengaruhi masyarakat tak terlepas  dari efek yang dihasilkan oleh komunikasi massa itu sendiri . Efek sendiri merupakan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri  audiens yang diakibatkan oleh  terpaan pesan-pesan yang telah disalurkan oleh  media massa. efek atau perubahan tersebut akan terjadi di dalam didalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku dari khalayak .
Secara berurutan, Perubahan perilaku sebagai hasil akhir efek komunikasi massa  akan didahului terlebih dahulu oleh  perubahan  sikap,  sedangkan  perubahan sikap akan didahului  oleh  perubahan  pengetahuan. Efek dari komunikasi massa ini dapat kita ketahui melalui feedback atau tanggapan dari khalayak tersebut.
Efek komunikasi massa sendiri memiliki tiga  dimensi yaitu : efek  kognitif,  efek afektif  dan efek behavioral atau konatif. Efek kognitif meliputi kesadaran dan tambahan pengetahuan, Dalam efek kognitif ini digambarkan bahwa media massa  membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Media massa akan memberikan audiens informasi mengenai suatu benda, orang atau tempat yang belum pernah di lihat atau belum pernah di kunjungi secara langsung.Â
Efek afektif akan berhubungan dengan emosi, perasaan dan  sikap audiens. Tujuan dari komunikasi massa tidak hanya terbatas pada memberikan informasi saja, tetapi lebih dari itu, setelah audiens mengetahui informasi yang diterimanya, audiens diharapkan dapat ikut  merasakannya. Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca berita mengenai seorang perawat yang positif Corona meninggal bersama bayi yang dikandungnya, maka dalam diri kita pasti akan muncul perasaan duka, sedih,  kasihan, iba,atau malah bisa jadi perasaan marah, jengkel terhadap pemerintah yang tidak dapat melindungi tenaga medis sebagai garda terdepan melawan COVID-19.Â
Efek behavioral atau konatif berhubungan dengan perilaku dan niat yang terjadi karena perubahan sikap dan pengetahuan didalam diri audiens. Setelah khalayak mendapatkan pengetahuan/informasi baru dari media yang kemudian mempengaruhi pola pikir/persepsinya, tibalah saat masyarakat akan menentukan sikapnya yang diwujudkan dalam bentuk prilaku, prilaku yang dihasilkan tentunya akan berbeda-beda sesuai dengan  tingkatan usia dan latar belakang (pendidikan, keluarga, lingkungan) masing-masing. Sebagai contoh, berita mengenai terus bertambah nya kasus positif corona tentunya mendapat respon yang berbeda, jika pada orang tua umumnya akan semakin membuatnya waspada dan khawatir pada keluarganya, respon berbeda diberikan oleh anak dibawah umur, umumnya mereka tidak terlalu khawatir dan menganggapnya biasa saja.
Mengapa efek yang terjadi dapat berbeda? Suatu prilaku tidak hanya dihasilkan melalui belajar dari media massa saja, efek yang terjadi tidak hanya bergantung pada unsur stimuli yang diberikan media massa melainkan ada bebeapa faktor lain nya.
Informasi yang disebarkan oleh media tentu saja sedikit banyaknya memiliki pengaruh terhadap pola pikir masyarakat, tak jarang informasi yang keliru malah membuat masyarakat ketakutan, Selain itu, di era globalisasi seperti sekarang ini sarana bertukar informasi sudah sangat berkembang pesat,Â
hal tersebut juga mendorong individu-individu untuk ikut ambil bagian dari penyebaran informasi. Meski hal tersebut memiliki dampak positif, tapi secara bersamaan fenomena ini justru malah  mempercepat munculnya informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab dan tidak diketahui kebenarannya. Informasi hoaks yang terlalu sering beredar semakin meningkatkan ketakutan ditengah masyarakat atau bahkan malah menimbulkan rasa acuh tak acuh terhadap bahayanya virus ini.