Mohon tunggu...
Gilang Alfajar
Gilang Alfajar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Sedang KKN DR, kelompok 108 . Pecinta Liverpool FC,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Media Dalam pemberitaan Virus Corona

11 Agustus 2020   14:22 Diperbarui: 11 Agustus 2020   21:03 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah sangat maju, semakin memudahkan proses pertukaran dan penyebaran informasi. Kini semua orang dapat mengakses informasi dengan mudah dan cepat dimanapun kapanpun, namun di era konvergensi media seperti sekarang ini, banyak media yang mengalamai pergeseran nilai , nilai suatu berita tidak lagi dilihat dari seberapa besarnya manfaat berita tersebut bagi khalayak, melainkan sekarang nilai berita hanya dilihat dari seberapa banyaknya jumlah klik dan view saja. 

ya begitulah faktanya sekarang, di era digital ini media berpacu dalam jumlah klik dan view , media berlomba-lomba untuk menarik minat pembaca dengan berita-berita yang dibuat semenarik mungkin, tak salah memang , karena bagaimana juga media perlu menghidupi dapur produksinya, baru akan menjadi masalah apabila media tak lagi memperhatikan baik dan buruknya suatu berita bagi khayalak, apalagi jika sampai berita yang disampaikan pada masyarakat justru malah menimbulkan kepanikan.

Pengaruh Pemberitaan COVID-19 pada masyarakat

Virus corona memulai debut pertamanya di Indonesia sejak pengumuman oleh pemerintah, mengenai dua kasus pertama virus corona (COVID-19) di Indonesia pada tanggal 02 maret 2020, sejak saat itu secara resmi Indonesia ‘panik’ corona. 

Kepanikan masyarakat Indonesia akan Corona membuat masyarakat belomba-lomba untuk melindungi diri maupun keluarga, yang mana kemudian hal tersebut menciptakan Fenomena panic buying di tengah masyarakat, ketika itu kita dengan mudah melihat masyarakat berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, gula pasir dsb dengan jumlah yang besar. Tidak hanya sebatas pada kebutuhan pokok saja, masyarakat juga membeli Puluhan cairan antiseptik, masker hidung yang pada akhirnya sempat menimbulkan kelangkaan pada barang-barang tersebut

Ketakutan yang terjadi pada masyarakat sebenarnya terjadi bukanlah tanpa sebab. Ketakutan, tingkah laku dan cara berpikir masyarakat merupakan output dari pengetahuan yang mereka miliki mengenai suatu hal. Dalam hal ini kepanikan masyarakat didasari oleh pandangan mereka terhadap Virus Corona, pikiran masyarakat saat itu dipenuhi oleh bayang-bayang betapa mengerikannya Virus Corona ini, tentunya masi segar di ingatan kita dengan viralnya beberapa video yang beredar yang menggambarkan betapa mengerikannya Virus Corona melumpuhkan kota Wuhan dan menyebabkan korban berjatuhan, belum lagi ada video yang beredar memperlihatkan orang-orang di jalan berjatuhan dan kejang kejang yang katanya merupakan korban dari virus Corona 

walaupun kemudian video ini dikonfirmasi sebagai hoax, tetapi hal hal tersebut lah yang kemudian membentuk pola pikir dan tingkah laku masyarakat. Darimanakah masyarakat mendapat informasi demikian? Ya tentu saja Media jawabannya.

Dalam menarik minat orang untuk membaca, tak jarang memang, media membubuhkan judul berita yang justru substansinya berbeda dengan isi beritanya sendiri untuk memancing minat pembaca . Tentu saja hal tersebut kaitannya dengan jumlah klik dan view yang memang menjadi tujuannya.

Perpaduan antara judul yang heboh dengan isi berita yang kurang edukatif, ditambah dengan minimnya budaya literasi masyarakat Indonesia, telah menjadi kombinasi yang cukup berbahaya, alih-alih memperingati masyarakat mengenai bahaya Virus Corona , justru yang ada  malah menimbulkan ketakutan baru dan spekulasi negatif dari masyarakat yang pada akhirnya berujung pada menularnya kepanikan di tengah masyarakat.

Apakah media memang mampu membentuk prilaku audiens? Jawaban nya tentu saja iya, pada dasarnya media memang mampu mempengaruhi persepsi bahkan membentuk prilaku audiens melalui terpaan pesan yang disalurkan oleh media, namun perlu diingat sekali lagi,  bahwa media bukanlah satu-satunya faktor pembentuk prilaku, ada banyak faktor didalamnya , hasil akhir nya pun tetap akan ditentukan oleh Audiens itu sendiri,  walaupun memang audiens bersifat pasif dalam model komunikasi ini, namun audiens sebenarnya tetap memiliki kontrol akan dirinya sendiri.

Bagaimana  media massa dapat mempengaruhi Masyarakat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun