Mohon tunggu...
Gilang Sadewa
Gilang Sadewa Mohon Tunggu... Lainnya - GG ga guys

Aku adalah siapanya kamu?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersayat detik rindu penghujung tahun

9 Maret 2022   22:50 Diperbarui: 10 Maret 2022   12:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Manusia patung

Diam seribu waktu tanpa hitung
Tak ada payung, berlian mata terbendung dalam kantung
Sedih hati terperosok ke dalam curamnya palung
Menanti mustahilnya suaramu tanpa ujung

Kuusap gambar senyummu mengambang diatas kertas
Sebuah harta karun pelipur rindu tanpa batas
Niat pembunuhan diri kian memanas
Sayang hati tak sanggup dan kian melemas
Tinggallah aku seonggok diri seperti sampah begitu ngenes
Gila, adalah kata penggambaran diri yang kini kurasa pantas

Meja yang kacau semakin kacau diterangi lampu yang temarau
Menopang berat rindu diatas fotomu layaknya pulau
Tenggorokanku semakin meracau dengan suara parau
Berpadu ramainya detik jam tengah malam yang terus memantau
Tak ada yang mampu menghalau, sedih dalam tangis meraung dalam galau


Rani, ku tau kau tak akan lagi hidup
Kau tau? bunga musim gugur tak lagi kuncup
Segera kembang es menimbun tanah seperti selimut
Tahun lalu kau di sini, sekarang bayangmu hilang ditelan kenyataan imut


Tak akan lagi hangatkan hatiku dengan cukup
Tak akan lagi menutup tidur dengan sebuah kecup
Tak akan lagi suaramu menemani pagi dengan semangkuk sup
Kini kau tertidur dan semua cintaku tertutup dengan sayup sayup
Happy new year rani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun