Mohon tunggu...
Gilang Rama Wifiyando
Gilang Rama Wifiyando Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia

Pejuang Tahun Akhir

Selanjutnya

Tutup

Nature

[Biologi Laut] Pergerakan dan Penyelaman Sang Orca

14 Desember 2019   18:25 Diperbarui: 14 Desember 2019   18:24 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.monaconatureencyclopedia.com

Siapa yang tak kenal Orca atau Paus Pembunuh ?. Hewan yang memiliki nama Latin Orcinus orca ini terkenal sebagai salah satu predator ganas di lautan. Paus Pembunuh secara keseluruhan, telah memangsa lebih dari 140 spesies, mulai dari cephalopoda dan ikan hingga paus lainnya. Hal ini menjadikannya salah satu predator puncak di ekosistem lautan.

Pergerakan dari hewan yang memiliki warna khas hitam dan  putih ini menjadi salah satu hal yang menarik bagi penelitian di bidang kelautan. Hewan ini memiliki distribusi kosmopolitan, yang terjadi di setiap lautan, mulai dari perairan tawar  hingga perairan samudera.  Paus pembunuh, seperti cetacea lainnya, menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya  di bawah air dan tersebar luas  Karenanya, penelitian longitudinal yang paling intensif berfokus untuk perairan pantai, sebagian besar di Pasifik Utara Timur,  dan, kadang-kadang dikombinasikan dengan pergerakan ekstensif selama ratusan hingga ribuan kilometer.

 Sejumlah penelitian dengan menggunakan telemetri yang terhubung dengan satelit telah mengungkap beragam pergerakan paus pembunuh, mulai dari pergerakan lokal yang terbatas dari paus pembunuh Antarticfish (tipe C) hingga pergerakan ekstensif individu di Arktik Kanada serta  kombinasi perilaku di antara paus pembunuh pemburu anjing laut Antartika (tipe B). Hal menarik yang teramati, yaitu  paus pembunuh kemungkinan memiliki pengaruh kuat di berbagai tingkatan trofik karena aktivitas dietnya, kebutuhan energi yang besar dan mobilitasnya.

Salah satu penelitian pergerakan Paus Orca dilakukan oleh Reisinger dan kolega. Penelitian yang dilakukan menggunakan perangkat telemetri yang terhubung dengan satelit, pertama, untuk menggambarkan pergerakan paus pembunuh di Selatan yang terisolasi Kepulauan samudera --- Kepulauan Pangeran Edward. Kedua, dua mode perilaku ('dibatasi' dan 'transit') diperkirakan dari ini data pergerakan dan, ketiga, hubungan antara mode perilaku ini dan seperangkat kovariat lingkungan dimodelkan. Metode yang digunakan, yaitu penggunaan sebelas tag satelit pada 9 paus pembunuh, 4 individu jantan dewasa dan 5 individu betina dewasa di Kepulauan Prince Edwards (PEIs) di Samudra bagian selatan.         

Penelitian ini mengharapkan agar sang predator memaksimalkan efisiensi pencarian makan dengan berburu di wilayah dengan mangsa yang paling banyak atau padat. Hasilnya menunjukkan bahwa paus pembunuh mengeksploitasi kumpulan mangsa yang padat dan dapat diprediksi di daratan PEI. Paus pembunuh menunjukkan perilaku pencarian yang terbatas, terutama dekat pantai ke Pulau Marlion dan Pulau Prince Edwards. 

Pola pergerakan ini menunjukkan bahwa spesies menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berburu anjing laut dan penguin  di dekat daerah kawin dan beranaknya mangsa. 

Hal ini berdasar karena distribusi anjing laut dan penguin terbilang cukup dan luas dan beragam, sehingga kepadatannya di laut seringkali rendah, sehingga akan lebih efisien jika paus berburu di daratan di mana anjing laut atau penguin berkumpul untuk masa kawin dan berkembang biak. Selain itu, Paus pembunuh pun juga teramati saat memburu ikan laut dan cephalopoda di daerah gunung laut. 

Hal ini mungkin berkaitan dengan "diet" pada spesies ini. Hal yang mungkin dapat menjelaskannya yaitu pergerakan Paus Orca berhubungan dengan pemeliharaan fisiologis spesies ini. Untuk penelitian tentang perilaku penyelaman, spesies ini teramati bahwa sebagian besar melakukan penyelaman dangkal yang dikaitkan dengan perburuan anjing laut dan penguin. 

Sejauh ini, perilaku menyelam dari paus pembunuh didominasi pada daerah dangkal, perairan pantai, dan perairan dalam dengan waktu yang singkat. Paus pembunuh teramati lebih efisien untuk berburu mangsa di dekat permukaan , daripada menyelam ke daerah dalam di siang hari dan tidak diketahui seberapa efektif strategi ini pada zona eufotik. Hasil penelitian lainnya memperlihatkan paus pembunuh tampaknya mengandalkan penglihatan dan pendengaran secara pasif, bukannya ekolokasi, untuk berburu anjing laut di daratan.

Referensi:

Reisinger, R.R., M. Keith, R.D. Andrews, P.J.N. de Bruyn. 2015. Movement and diving killer whales (Orcinus orca) at Southern Ocean archipelago.         Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 473: 90---102 hlm.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun