Hujan membingkai asa, menyerut duka, merajut berjuta cercah dahaga pohon ek dan rumput teki
Batu tak lagi keras, cadas tetap tetas di tebing atas
Lalu aku dan mata cokelat bertukar pandang
Terbatuk,
Menjilat getir riuhnya nafas yang memburu
Keruhnya keringat kaki pemuja hulu
Hujan membingkai kita, menyerut luka, merajut cinta
Lelahmu masih kuecap
Keluhmu masih kudekap
Hatimu masih kuraba
Tetapkah kau disana?
Kau dan waktu hanya tersenyum,
Mengulurkan lengan dan berkata
Lalu aku dan mata cokelat bertukar pandang
Meraung,
Memecah bising teriknya hujan, mengaduh rintihan daun
Tapak kakiku dan tekadmu abadi di basah hujan, di hijau lumut perangkul cadas
Akhirnya aku dan waktu juga hanya tersenyum
Bersyukur,
Terimakasih untuk dingin yang manis, lembah yang puitis, untuk hutan yang romantis
Jawa Barat, 2015
oleh: gijenal