Mohon tunggu...
Gigin AryaLugina
Gigin AryaLugina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Sejarah Dan Peradaban ISlam

NIM : 1195010051

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyangku Panjalu: Tradisi Setiap Bulan Mulud di Panjalu, Ciamis

18 Januari 2023   11:14 Diperbarui: 18 Januari 2023   11:22 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai tradisi dan adat istiadat yang ada di indonesia, salah satunya yakni tradisi nyangku.

Istilah Nyangku berasal dari kata yanko yang dalam bahasa Arab artinya membersihkan. Namun, pelafalannya berubah menjadi nyangku. Nyangku dalam bahasa Sunda dapat berupa akronim dari nyaangan laku atau menerangi perilaku.

Nyangku adalah suatu ritual memandikan pusaka panjalu, yang konon katanya pada dahulu kala Borosngora yang menjadi Raja panjalu melanjutkan estafeta kepemimpinan dari ayahnya mendapatkan Pedang yang disinyalir oleh warga setempat adalah Pedang Sayyidina Ali yang diberikan saat Pangeran Borosngora berguru agama islam ke negeri Arab.

Prosesi pemandian atau pencucian pusaka panjalu dimulai di tempat penyimpanan pusaka-pusaka panjalu , tempatnya yang bernama Bumi Alit menjadi tempat penyimpanan pusaka, setelah itu alat-alat pusaka ini dibopong menggunakan tutup kain seperti sorban ke alun-alun panjalu ( Taman Borosngora) untuk dimandikan disana, tetapi sebelumnya para pembopong pusaka ini berjalan terlebih dahulu ke makom syehk panjalu yang berada di Nusa ( pulau tengah-tengah situ lengkong panjalu) dan menyebrangi situ lengkong untuk melakukan prosesi berdoa di makam borosngora menggunakan perahu, ditemani dengan suara benjang sekaligus membakar kemenyan.

Pusaka-pusaka ini dicuci dengan air karomah tirta kahuripan yang diambil dari 9 sumber mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat Kecamatan Panjalu. Sumber mata air tersebut berasal dari sumber mata air gunung bitung, mata air gunung sawal, mata air cipanjalu, mata air situ lengkong, mata air kapunduhan, mata air ciater, mata air gunung tilu, mata air cilimus, dan mata air ciomas. Air tersebut di bawa menggunakan "kele" yaitu sebuah tempat yang dibuat dari bambu dan dilubangi dibagian atasnya. Selain air, jeruk nipis juga dipakai untuk menghilangkan karat dari benda-benda peninggalan kerajaan Panjalu yang pada dasarnya terbuat dari bahan besi tempa yang dikarenakan termakan usia pasti menimbulkan karat yang cukup tebal.

terakhir, setelah dilakukan pensucian, benda peninggalan itu diolesi minyak khusus yang kemudian dibungkus kain berwarna putih dan disimpan kembali ke Pasucian Bumi Alit. Semua benda pusaka peninggalan Raja Panjalu dibersihkan. Hanya saja yang diperlihatkan secara simbolis ke masyarakat hanya tiga. Yakni Pedang Zulfikar, Kujang Panjalu dan Keris Stok Komando.

Tradisi Nyangku Panjalu ini dilaksanakan pada bulan Mulud atau Rabiul Awal dengan tanggal pelaksanaan disesuaikan dengan penyelenggara yaitu keluarga atau keturunan-keturunan pangeran borosngora.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun