Mohon tunggu...
Gigik Nurbaskoro
Gigik Nurbaskoro Mohon Tunggu... Administrasi - Prakirawan Cuaca

Sehari - hari bertugas sebagai prakirawan cuaca di Stasiun Meteorologi Banyuwangi, dan saat ini sebagai mahasiswa pasca sarjana Universitas Jember (UNEJ) program Studi Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Antara Eksploitasi Energi Fosil dan Investasi

15 April 2023   17:10 Diperbarui: 15 April 2023   17:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumberdaya alam yang terkandung di dalam perut bumi nusantara beraneka ragam. Salah satu sumberdaya alam di Indonesia yang menghasilkan energi yaitu fosil. Energi fosil atau bahan bakar mineral merupakan sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Bahan bakar fosil terbentuk akibat adanya proses alamiah berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan bahkan juta tahun yang lalu. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam berasal dari organisme laut yaitu jasad renik seperti mikroba, seperti ganggang, alga, diatom, zooplankton, fitoplankton, dan lain-lain yang mati dan mengendap di lapisan sedimen dasar laut. Endapan ini lantas terbawa ke dasar kerak Bumi melalui gerakan lempeng yang disebut penunjaman atau subduksi. Setelah melalui tekanan dan suhu ekstrem selama berjuta-juta tahun, fosil mereka akhirnya berubah menjadi substansi berminyak yang bisa dimanfaatkan. Tidak semua makhluk hidup atau tumbuhan akan menjadi bahan bakar fosil. Sedangkan bahan bakar fosil seperti Batubara, berasal dari vegetasi tanaman rawa, dari hutan Periode Devonian dan Karboniferus yang menjadi gambut, kemudian tertimbun jutaan tahun hingga menjadi batubara.

Bahan bakar fosil termasuk jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Karena bahan bakar fosil terbentuk dari proses endapan dan penguraian makhluk hidup yang membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya. Penggunaan bahan bakar fosil yang telah berlangsung lama telah menyebabkan timbulnya masalah-masalah lingkungan. Bahan bakar fosil menghasikan polusi lokal di daerah produksinya, serta penggunaan yang berkelanjutan dapat merusak iklim yang disebut Gas Rumah Kaca. Pemanfaatan dari bahan bakar fosil harus dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab. Selain itu juga sumber bahan bakar fosil yang ada lebih cepat habis dibandingkan dengan terbentuknya yang baru. Para ilmuwan pun mengatakan emisi karbon dioksida global perlu dikurangi sekitar setengahnya pada 2030, dan mencapai nol bersih atau netral karbon pada 2050 untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Ada beberapa alasan mengapa bahan bakar fosil masih sulit dihentikan, yaitu kualitas tertentu dari bahan bakar fosil sulit untuk ditiru, seperti kepadatan energi dan kemampuannya untuk menyediakan energi panas yang tinggi.  Misalnya untuk aliran listrik, bisa saja menggunakan tenaga angin atau matahari, tetapi tidak semua daerah atau tempat mudah dialiri listrik dari tenaga angin maupun matahari.  Hingga saat ini bahan bakar fosil yang dapat menjangkau semua daerah atau kondisi untuk terus mengaliri energi listrik. Selain untuk sumber energi listrik, fosil yang sudah di olah menjadi BBM juga untuk menggerakkan mesin kendaraan atau alat transportasi.

Namun investasi terhadap eksploitasi energi fosil terus dilakukan hingga saat ini. Mulai dari peningkatan produksi energi fosil sampai pencarian blok - blok baru yang siap untuk dieksplorasi. Adanya investasi tersebut bermanfaat untuk menggerakkan sektor industri. Industri yang bergerak di bidang produksi maupun jasa membutuhkan energi fosil. Menghasilkan bahan bakar penggerak mesin, menghasilkan listrik sebagai penggerak industri di lapangan dan kantor. Yang kedua dapat meningkatkan ekonomi negara. Dari hasil industri energi fosil dapat menambah penerimaan negara dari non pajak.  Selain itu investor juga masih senang dengan berinvestasi di bidang energi fosil daripada energi terbarukan. Karena berinvestasi pada energi fosil secara umum sudah mapan dalam penjualannya seiring banyak penggunanya sedang energi terbarukan masih tergolong mahal dalam penyediannya kepada konsumen seperti solar cell untuk kawasan pemukiman. Semoga ke depan pemerintah banyak memberikan insentif dengan menggunakan energi terbarukan yang ramah untuk lingkungan. Dan juga ada kesamaan berfikir bersama oleh masyarakat untuk bersama – sama menggunakan bahan bakar atau teknologi energi terbarukan untuk keperluan hidup sehari – hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun