Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ibu Kota Pindah, Urgensi atau Ambisi Jokowi Buat Legacy?

29 Agustus 2019   22:09 Diperbarui: 29 Agustus 2019   23:29 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi mengumumkan pemindahan ibu kota | Kompas

Pada hari Senin (26/82019) Presiden Jokowi secara resmi mengumumkan pemindahan ibu kota baru Indonesia yakni berada di dua kabupaten di Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian lagi berada di Kabupaten Kutai Kertanegara.

Lewat pidato yang disampaikan di Istana Negara, Jokowi mengatakan penetapan ibu kota baru Indonesia ini berdasarkan riset yang dikerjakan oleh pemerintah selama tiga tahun terakhir.

Hasil dari riset itulah diputuskan sebagian kawasan Kutai Kertanegara dan sebagian lain Penajam Paser Utara menjadi  lokasi yang paling ideal untuk ibu kota baru Indonesia.

Diungkapkan oleh Jokowi ada lima alasan dipilihnya dua kabupaten tersebut menjadi ibu kota baru Indonesia.

Pertama, lokasi dari ibu kota baru Indonesia ini memiliki risiko bencana seperti banjir, gempa, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor yang paling minim.

Sehingga stabilitas keamanan pemerintahan dari bencana alampun menjadi lebih terjaga dibandingkan dengan Pulau Jawa yang dilalui oleh Ring of Fire Pasific.

Belum lagi, Jakarta selalu dalam bayang-bayang bencana banjir tahunan yang menyebabkan beberapa titik menjadi lumpuh, dan beberapa kali istana negara juga terdampak dari banjir tahunan di Jakarta ini.

Alasan kedua, dilihat dari sisi geografis daerah ibu kota baru Indonesia ini sangat strategis karena letaknya berada di tengah-tengah Indonesia.

Bila diambil garis potong tengah dari timur ke barat dan dari utara ke selatan maka titik tengahnya akan bertemu berdekatan dengan Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara.

Berada di tengah-tengah negara yang sangat luas tentu akan mendukung pemerataan sistem pemerintahan di Indonesia.

Kita tahu sendiri bahwa Jawa sudah terkena banyak sekali "keuntungan-keuntungan" dari letak ibu kota yang berada di Jakarta, sedangkan di daerah di luar Jawa harus berjalan tertatih menyeimbangkan diri dari Jawa.

Bila dibandingkan dengan pulau-pulau yang lain, Pulau Jawa terlihat lebih maju dan modern, sehingga dibutuhkan pemerataan yang baik di setiap daerah.

Sedangkan alasan ketiga dan keempat, dua kabupaten calon ibu kota baru Indonesia berada dekat perkotaan yang sudah berkembang (Balikpapan dan Samarinda) dengan infrastruktur yang relatif lengkap.

Dan yang kelima Pemerintah Indonesia sendiri sudah mempersiapkan sekitar 180 hektar di kedua kabupaten tersebut untuk menjadi ibu kota baru Indonesia.

Dengan besaran luas tersebut, ibu kota baru Indonesia nantinya tiga kali lebih luas dari Provinsi DKI Jakarta, sebuah besaran ruang yang cukup melegakan dibandingkan dengan Jakarta yang sudah penuh sesak.

Dengan berpindahnya ibu kota Indonesia nantinya, Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis, perdagangan dan keuangan dalam skala global.

Tujuan Pemindahan Ibu Kota

Monas | Kompas
Monas | Kompas

Namun sebenarnya apa alasan pemerintah Indonesia memindahkan ibu kota ini?

Melihat dari beberapa negara yang sudah berhasil memindahkan ibu kota negara mereka, setidaknya ada lima alasan kenapa negara memindahkan ibu kota negara, yakni (1) mengkompromikan antar kota besar, (2) untuk menggenjot perekonomian antar daerah, (3) pemerataan nasional, (4) ego penguasa untuk membuat legacy tanda kekuasaan.

Ibu kota negara sendiri adalah manifestasi dari bentuk kekuatan pemerintah, sehingga pemindahan ibu kota tentunya mempunyai maksud dan tujuan tertentu dari pemegang kekuasaan pada saat itu.

Salah satu negara yang memindahkan ibu kota sebagai bentuk kompromi antar kota besar sehingga tidak ada dominasi dari satu daerah yang menjadi lebih maju adalah Amerika Serikat.

Beberapa kota besar di Amerika Serikat seperti Boston, New York dan Philadelphia, agar tidak ada satu daerah yang lebih "kuat" maka pusat pemerintahan Amerika Serikat dipindahkan di Washington DC agar terjadi keberimbangan antar kota-kota besar ini.

Selain itu, Kanada juga mengalami hal serupa. Kekuatan negara Kanada berada di Kanada Barat dan Kanada Timur, sehingga ibu kota pemerintahan Kanada dipindahkan ke Ottawa.

Begitu juga dengan Australia, dua kota terbesar di Australia adalah Melbourne dan Sidney, dengan tujuan keberimbangan antar daerah pulalah ibu kota Australia dipindahkan ke Canberra.

Sedangkan negara yang memindahkan ibu kota negara mereka untuk alasan peningkatan ekonomi antar daerah adalah Brasil, di bawah pimpinan Juseclino Kubitscheck ibu kota Brasil berpindah ke Brasilia yang berada tepat di tengah-tengah negara Brasil. Hal ini karena kawasan barat dan utara Brasil mengalami tingkat ekonomi yang cukup rendah.

Ada juga negara yang memindahkan ibu kota negara dengan alasan pemerataan nasional seperti yang terjadi di beberapa negara Afrika seperti Libya, Malawi, Nigeria, Tanzania, Ivory Coast.

Pemindahan ibu kota negara ini dikarenakan ada isu nasionalisme yang terkikis karena banyaknya koloni suku dan bangsa yang bermacam-macam dalam satu negara tersebut. Hal ini negara-negara tersebut dalam koloni negara-negara Eropa, sehingga perlu nasionalisme Afrika perlu diperkuat sehingga tidak membentuk negara persemakmuran yang independen.

Nigeria contohnya yang mempunyai lebih dari 250 suku dengan bahasa dan juga agama yang berbeda, dibutuhkan pemindahan ibu kota dari Lagos dipindahkan ke Abuja, karena Lagos tidak merepresentasikan dari Nigeria sendiri.

Sehingga ibu kota Nigerita dipindahkan ke Abuja yang berada di tengah-tengah agar pemerintah dapat memupuk rasa nasionalisme dari beragamnya etnis di dalamnya.

Dan alasan yang terakhir negara memindahkan ibu kota negara mereka, bukan untuk tujuan pemerataan ekonomi atau isu nasionalisme melainkan dari ego penguasa sendiri.

Contoh dari "penguasa" yang memindahkan ibu kota negara mereka karena ego penguasanya untuk membangun daerah kekuasaan yang ikonik dan juga representatif dari penguasa seperti di Kazakhstan yang mengubah nama ibu kotanya dari Astana menjadi Nursultan yang katanya untuk menghormati pemimpin mereka Nursultan Nazarbayev yang sudah memimpin selama 30 tahun.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan yang diucapkan oleh Joko Widodo. Apakah karena kompromi atas kota besar, pemerataan nasional dan ekonomi atau bahkan hal ini semata-mata ini hanya ego Jokowi yang berambisi membentuk legacy?

Karena lima tahun kedepan adalah periode pemerintahan terakhir dari Jokowi sendiri.

Belum lagi, biaya pemindahan ibu kota ini tidak kecil yakni 466 triliun, setengah dari biaya infrastruktur yang dibangun oleh Jokowi pada periode sebelumya yang membangun jembatan, jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, yang ada di berbagai daerah di Indonesia dari sabang Aceh hingga Papua.

Pemindahan ibu kota inipun dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak terlebih para oposisi, tapi pemutusan ibu kota Indonesia akan berpindahpun sudah diputuskan oleh pemegang kekuasaan tertinggi di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun