Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi Tidak Butuh Rekonsiliasi, Rizieq Shihab Tak Perlu Kembali ke Indonesia

12 Juli 2019   15:36 Diperbarui: 12 Juli 2019   15:38 12565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizieq Shihab | Kompas

Usai drama Pemilihan Presiden (Pilpres) yang berlangsung sejak Agustus tahun lalu, hingga sengketa hasil pemilihan suara di Mahkamah Konstitusi hingga pengumuman calon terpilih oleh KPU, isu rekonsiliasi mulai mencuat ke permukaan.

Ide rekonsiliasi ini hadir karena sepertinya rakyat Indonesia terpecah menjadi dua, pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi, sehingga dibutuhkan pendamaian agar kedua kubu ini kembali tentram menjadi satu.

Kita sendiri tahu seberapa ganas dan brutal pertarungan para pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi ketika mendukung calon pasangan yang mereka pilih dan mencaci lawan dari pasangan yang mereka dukung, narasi cebong-kampret kembali mencuat ke permukaan dengan dalil yang sama-sama berasa berjuang di jalan yang benar tanpa ada satu pihak yang mengalah atau diam.

Dari perpecahan inilah, beberapa tokoh menilai dibutuhkan rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi supaya mereka yang berada di grass root juga menjadi lebih tenang dan damai, karena Indonesia adalah satu identias.

Namun ternyata, dari pihak Prabowo untuk melakukan rekonsiliasi mengisyaratkan kepulangan dari Rizieq Shihab dari Arab Saudi kembali ke Indonesia.

Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar mengatakan, dengan kepulangan Rizieq Shihab ini dapat mengubur dendam politik yang terjadi di Indonesia.

Dahnil juga mengatakan bahwa kepulangan Rizieq Shihab sebagai cara yang paling strategis untuk mengobati dendam politik antara pendukung Jokowi dan Prabowo.

Selain itu, dari pihak Prabowo juga mengisyaratkan pembebasan sejumlah tokoh pendukungnya yang ditangkap karena terjerat kasus hukum.

Kita semua tahu bahwa pada April 2017 lalu, Rizieq Shihah bertolak ke Mekkah, Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah, namun sampai sekarang ini Rizieq Shihab belum kembali ke Indonesia.

Selain itu, Rizieq Shihab juga terkena kasus chat via WhatsApp berkonten pornografi dengan seorang perempuan bernama Firza Husein. Namun kasus tersebut dihentikan oleh pihak kepolisian karena kurangnya bukti yang kuat untuk memproses kasus tersebut.

Tidak berhenti sampai di sana, tinggal di Arab Saudi selama lebih dua tahun Rizieq Shihab juga terkendala masalah overstay atau masalah izin tinggal di Arab Saudi yang telah kadaluarsa.

Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengatakan bahwa Rizieq Shihab sudah tidak mempunyai izin tinggal yang sah sejak 20 Juli 2017 lalu, sehingga terancam hukuman penjara enam bulan penjara dan denda hingga 50 ribu riyal atau setara dengan Rp 194 juta.

Agus juga mengungkapkan bila Rizieq Shihab ingin meninggalkan Arab Saudi dan kembali ke Indonesia, maka ia terlebih dahulu harus membayar denda Rp 110 juta.

Bila melihat ini, pihak Prabowo termasuk Rizieq Shihab mencoba untuk mengambil keuntungan atas nama rekonsiliasi padahal mereka sudah tidak mempunyai kekuatan politis yang lebih besar daripada pihak Jokowi.

Pihak Jokowi Terlihat Enggan

Namun nampaknya pihak Jokowi sendiri enggan bila rekonsiliasi politik antara Jokowi dan Prabowo harus diisyaratkan dengan kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia. Bahwa kepentingan raktat Indonesia seharusnya tidak usah dihubung-hubungkan dengan kepulangan Rizieq Shihab.

Hal ini dibuktikan tanggapan orang-orang yang berada di sekitar Jokowi seperti Luhut Binsar Pandjaitan dan juga Moeldoko. Keduanya memiliki suara yang sama dengan ketidaksetujuan akan rekonsiliasi yang dihubungkan dengan kembalinya Rizieq Shihab ke Indonesia.

Dan tampaknya, baik kubu Prabowo dan Rizieq Shihab tidak mempunyai bargaining power untuk "memaksa" pemerintah memulangkan Rizieq Shihab dari Saudi ke Indonesia. Bagaimanapun juga pulang atau tidaknya Rizieq Shihab ke Indonesia tidak akan mempengaruhi hasil dari Pemilihan Presiden yang sudah menemukan titik final, dan Jokowi-Ma'ruf Amin tetap menjadi presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.

Hal ini berbeda ketika ada aksi baik 411 maupun 212, Jokowi masih perlu mengamankan posisinya sebagai Presiden dan juga calon presiden periode selanjutnya, sehingga tampaknya terlihat lebih diam dan melihat aliran yang dibuat oleh pihak oposisinya.

Belum lagi Front Pembela Islam (FPI), organisasi masyarakat yang dipimpin oleh Rizieq Shihab sudah habis izinnya pada Juni yang lalu, sehingga bila terjadi "kerusuhan" kemungkinan besar Mendagri tidak akan memberikan izin lagi untuk FPI.

Karena tidak punya bargaining power secara politik, berarti Rizieq Shihab tidak akan memberikan pengaruh besar untuk pemerintah memberikan kebijakan-kebijakannya. Jadi pulang atau tidaknya Rizieq Shihab sebenarnya tidak akan mempengaruhi kinerja pemerintah selaku lembaga eksekutif.

Di saat-saat ini, pihak Rizieq Shihab terdesak karena tidak ada kekuatan politis yang cukup untuk menggerakkan pemerintah dan terlihat pemerintah sudah mulai blak-blakan dengan sikapnya.

Sedangkan untuk permasalahan rekonsiliasi ini sendiri, pendamaian dua kubu "Cebong dan Kampret" sebenarnya tidak bisa diselesaikan dengan bertemunya Prabowo dengan Jokowi, meskipun pertemuan tersebut bisa meredakan dan juga meredam ketegangan diantara keduanya.

Namun luka politik akibat dari perseteruan di Plpres 2019 ini tidak akan mudah sembuh dengan seketika, karena luka yang dihasilkan dari kebencian akan tersimpan dalam hati dan hanya waktu yang bisa menjadi penawarnya.

Biarlah ada atau tidaknya rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo ini, konflik dan kebencian hasil dari Pilpres 2019 kali ini menjadi pendidikan politik untuk rakyat Indonesia supaya bisa lebih dewasa dalam berdemokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun