Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Jogja Masih Istimewa?

8 April 2019   20:10 Diperbarui: 8 April 2019   20:14 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abdi Dalem di Keraton Jogjakarta (Kompas)

Dari banyaknya konflik agraria, tentunya yang paling dirugikan adalah mereka yang terkecil dan tidak punya kuasa yakni para penduduk setempat, mereka yang tinggal dan menetap harus secara terpaksa terusir dari rumah mereka sendiri.

Upah Minimum Provinsi Terkecil di Indonesia

Selain pergesekan identitas dan konflik agraria yang terjadi di Yogyakarta, sebuah fakta yang lebih miris adalah di balik maraknya pembangunan hotel, mall, resort, bandara yakni Jogjakarta menjadi provinsi dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) terendah se-Indonesia, ini sungguh menjadi sebuah ironi yang menyedihkan.

Besaran Upah Minimum Jogjakarta saat ini adalah Rp 1,851 juta untuk Kota Jogjakarta, 1,7 juta untuk daerah Sleman, 1,698 juta untuk daerah Bantul dan 1,613 juta untuk wilayah Gunungkidul.

Padahal, berdasarkan survei dari Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY) mengungkapkan bahwa idealnya UMP DIY berkisar pada angka 2,5 juta hingga 3 juta.

Peringatan Hari Buruh di Jogja (Tribun Jogja)
Peringatan Hari Buruh di Jogja (Tribun Jogja)

Sangatlah ironi dimana pembangunan besar-besar sedang berlangsung, promosi untuk menggaet wisatawan dari berbagai daerah hingga luar negeri sedang digalakan, tapi kesejahteraan para kaum buruh dan pekerja berada di bawah batas untuk hidup layak. Maka hal ini sangat mudah memicu terjadinya benturan-benturan sosial.

Jogja Butuh Harapan

Abdi Dalem Cilik Jogja (twitter.com/jogjatoday)
Abdi Dalem Cilik Jogja (twitter.com/jogjatoday)

Kita harus mengetahui bahwasannya ketidakpedulian akan kesejahteraan masyarakat menengah kebawah akan memudahkan terjadinya konflik horizontal yang berbasis identitas.

Pemerintah Jogjakarta dan segenap masyarakat perlu lagi meninjau ulang bahwa apa yang sedang terjadi pada hari-hari terakhir menunjukkan Jogja sedang tidak baik-baik saja. Dibutuhkan upaya yang lebih keras lagi untuk meredam konflik yang sudah seperti bom waktu, bisa meledak kapanpun bila pemicunya (kemiskinan) terpelatuk.

Kita butuh upaya dan usaha lebih keras lagi untuk mengupayakan kesejahteraan dan keadilan sosial harus bisa merengkuh semua lapisan hingga pada lapisan-lapisan yang paling rendah. 

Kita butuh upaya yang tidak biasa agar penerimaan dalam sebuah perbedaan adalah sebuah hal yang wajar dan tidak perlu dicurigai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun