Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deret Keriuhan di Dunia Maya Setelah Debat Kedua Usai, Netizen Kembali Bertikai

20 Februari 2019   15:49 Diperbarui: 20 Februari 2019   16:39 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, masih banyak yang lebih mengedepankan tokoh daripada nilai yang diperjuangkan. Baik kedua pihak masih mengkultuskan pilihan mereka sebagai "orang kuat" yang tidak mempunyai kekuarangan.

Mereka menganggap pilihan calon pemimpin yang sudah mereka tetapkan seperti titisan Satria Piningit, Ratu Adil hingga reinkarnasi dari beberapa tokoh yang menjadi Pahlawan Nasional di Indonesia.

Belum lagi dengan ketidaksubstantifan perdebatan yang di berbagai medium baik online maupun offline, hal-hal mengenai nilai yang perlu diperjuangkan nyaris tak terasa perciknya dan semua tertutup dengan narasi cebong kampret yang membuat sosial media menjadi bising namun hanya berisi angin.

Dibandingkan dengan adu gagasan dan ide-ide bagaimana membuat Indonesia menjadi lebih maju ke depannya, mereka justru sibuk saling menghina, mencaci-maki, merendahkan siapapun yang dianggap berbeda dengan pilihannya masing-masing.

Dan narasi-narasi yang tidak mengedepankan edukasi, akal sehat dan nalar yang baik ini diperparah dengan adanya Buzzer baik yang nyata maupun robot sehingga memenuhi ruang dunia maya.

Berpindahnya Ranah Publik ke Private
Momen terkait pemilihan elektoral yang seyogyanya masuk dalam ranah publik, secara tiba-tiba mendobrak ruang private yang bernama keluarga. Bila satu keluarga menetapkan satu calon maka seisi keluarga diharuskan memilih orang yang sama.

Keluarga yang seharusnya menjadi tempat pertama dalam melakukan edukasi politik justru malah memenjarakan hak politik anggotanya sendiri.

Bila ada yang berbeda, seketika langsung diserang dengan berbagai argumen yang menyatakan bahwa orang yang dipilih bukan pilihan yang tepat tanpa ada perbincangan yang akrab dan mendalam.

Mulai dari nasehat, imbauan hingga ancaman dilayangkan bila masih kekeuh dengan calon presiden yang berbeda pihak keluarga.

----

Politik elektoral ini adalah sebuah agenda lima tahunan sekali yang mungkin akan berimbas hingga 10 tahun kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun