Mohon tunggu...
GIGI02
GIGI02 Mohon Tunggu... Penulis - Motorsports Enthusiast

Focusing just about Motorsports

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Ayrton Senna

6 Mei 2019   21:03 Diperbarui: 6 Mei 2019   21:14 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senna yang pada GP Jepang kali ini juga membutuhkan kemenangan atau Prost gagal menyelesaikan balapan untuk dapat merengkuh gelar juara dunia. Pada sesi kualifikasi Senna pun mencatatkan pole position dan diikuti oleh Prost yang berada di posisi kedua. Walaupun Senna secara teoritis sudah melangkahkan satu kaki kearah juara dunia, tapi Senna melihat ada sesuatu yang salah. 

Jadi setiap tahun dari tahun 1987 atau awal mula Suzuka kembali ke kalender F1, siapapun yang meraih hasil terdepan saat kualifikasi akan menempati posisi grid di sebelah kanan atau dengan kata lain tidak berada di racing line (jalur ideal yang sering dilewati pembalap ketika balapan maupun latihan). 

Karena tidak berada di racing line itu maka penempatan grid posisi satu akan berpasir atau tidak mempunyai cengkraman aspal yang bagus kepada ban dan itu merugikan tentunya. Sedangkan grid yang berada di racing line akan mendapatkan cengkraman aspal dan ban yang bagus dan itu menghasilkan keuntungan saat permulaan balapan.

Hal inilah yang dirasa oleh Senna sebagai bentuk kesalahan, dan dia memproteskan itu kepada pihak promotor Suzuka untuk memindahkan posisi grid startnnya kesebelah kiri dan posisi kedua di sebelah kanan dengan alasan jika seseorang yang berada di pole position harusnya memiliki keuntungan sesuatu karena berhasil mencatatkan waktu tercepat. Hasil protes Senna pun diiyakan oleh promotor Suzuka dan akan berjanji untuk memindahkan grid posisi satu kesebelah kiri. 

Namun ternyata dibatalkan oleh FIA dan harus tetap bertahan dengan posisi grid yang tetap sama begitu. Senna pun memprotes dengan mengatakan jika Prost pada permulaan balap akan langsung melewati dia dan berada di depannya, dia akan melakukan apapun caranya untuk melewati Prost di tikungan pertama.

Senna ketika menabrakan diri kepada Alain Prost di GP Jepang 1990
Senna ketika menabrakan diri kepada Alain Prost di GP Jepang 1990
Dan benar apa yang dikatakan Senna, Prost pada awal balapan berhasil melewati Senna sebelum tikungan pertama. Senna yang memang sudah mengatakan akan melakukan berbagai cara dengan resiko apapun untuk melewati Prost pun mencoba menyalip di tikungan pertama walaupun tidak ada celah sedikit pun namun Senna tetap memaksakannya. 

Hasilnya Senna dan Prost mengalami tabrakan ditengah kecepatan yang lebih dari 200 kilometer per jam dan membuat kedua pembalap tidak bisa melanjutkan balapan. Itu merupakan manuver atau tindakan yang sangat beresiko yang bisa mengakibatkan cedera maupun kematian untuk kedua pembalap tapi tetap harus dilakukan oleh Senna sebagai tindakan "balas dendam" dengan perlakuan tak adil yang menurut Senna di lakukan FIA dan Prost kepadanya di dua tahun terakhir.

Dengan kedua pembalap tak bisa melanjutkan balapan, Senna dipastikan memenangkan kejuaraan dunia F1 musim 1990. Namun cara yang dilakukan Senna menghadirkan pro dan kontra. Prost sendiri mengatakan sangat jijik dengan apa yang dilakukan Senna dan mempertimbangkan untuk pensiun pada saat itu.

Juara Dunia Yang Ketiga

Tahun 1991 adalah tahun yang baik bagi Senna. Pada musim itu Senna berhasil menorehkan 7 kemenangan dan 5 podium dan itu mengantarkan Senna dengan gelar juara dunia ketiganya. Tak ada yang bisa memberikan perlawanan kepada Senna pada musim itu. Prost yang adalah rival Senna mengalami kesulitan bersama Ferrarinya yang mengakibatkan Prost tidak bisa memenangkan satu balapan pun saat itu. Rival terdekat Senna pada musim itu adalah Nigel Mansell dari Tim Williams dengan 5 kemenangannya di paruh kedua musim 1991.

Awal musim berjalan, Senna sudah unggul jauh dengan para rivalnya. Namun lambat laun Mansell dengan Williamsnya berhasil mengejar perlahan-lahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun