Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Andy dan Rumi, "Love Story" Ternyata Lagu Sufi

28 November 2015   21:57 Diperbarui: 28 November 2015   23:16 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Andy Williams [wptschedule.org]"][/caption]

Love Story merupakan judul lagu pertama dalam album bertajuk sama milik Andy Williams penyanyi pop Amerika. Lagu itu dirilis pada 3 Februari 1971 [wikipedia]. Lagu Love Story kadang direpresentasikan dengan isi baris pertamanya, yaitu "Where Do I Begin".

Baris pertamanya itu, kalau ditulis sebagai judul memang terlihat biasa, tetapi jika ditulis dalam bentuk kalimat, barulah terlihat uniknya,

                Where do I begin

Huruf "I" kapital di tengah kalimat itu yang menarik, selain kata begin-nya. Pronomina yang ditulis dengan huruf kapital meski bukan di awal kalimat pastinya menunjukkan adanya penghargaan yang luar biasa. Mestinya hanya berlaku bagi orang dengan ego yang luar biasa atau … Tuhan. Memang ada cerita 'biasa' tentang asal mula kapitalnya pronomina itu, tapi saya punya perspektif "ala kamera drone", maksudnya bebas menyorot semaunya dari arah mana.

Kalau dihubungkan dengan Tuhan, kata begin-nya sendiri otomatis mengandung arti the beginning of everything. Sementara kata "where" yang dipilih dan bukannya "when" mengindikasikan bahwa tempat (dunia atau ruang) lebih dulu ada (diciptakan) daripada waktu. {Dan alam kekal pun dapat dipahami sebagai alam dengan ketiadaan variabel waktu, di mana semua hukum fisika gayut waktu tidak/belum berlaku.}

Sekarang kita amati lengkap tiga baris pertama lagu Love Story-nya.
–
Where do I begin
To tell the story of how great a love can be
The sweet love story that is older than the sea

-

Kuncinya di baris ketiga, 

kisah cinta yang lebih tua daripada lautan itu

Luar biasa, bukan?
Kisah cinta apa/siapa yang lebih tua daripada lautan?
Bukankah lautan lebih dulu diciptakan daripada kehidupan?
Bukankah saat itu hanya ada DIA?
Dan berarti kisah Cinta = kisah DIA
Maka Cinta = DIA.

Itulah kesimpulan versi Love Story, sekarang kita ulas versi Rumi. Jalaluddin Rumi atau Rumi adalah seorang penyair sufi. Ia lahir di Balkh atau Afganistan kini. Rumi terkenal dengan pendiriannya. Bahwa memahami dunia hanya dimungkinkan lewat cinta. Bahwa cintalah yang akan membuat kita memahami dunia, bukan dunia yang akan membuat kita memahami cinta, maka cintailah Cinta.

Quote "Cintailah Cinta" itu yang bagi saya paling menarik. Karena membicarakan cinta bagi seorang sufi pasti tak jauh-jauh dari membicarakan "profil" Tuhan-nya. So pastinya Cinta = Tuhan. Imbauan mencintai Cinta sama artinya dengan imbauan mencintai Tuhan. Kontraposisinya, kita diimbau untuk membenci rasa benci.

Ketakwaan di jalan lurus pastinya menghasilkan rasa cinta, bukan kebencian. Cinta loh, yaa… bukan nafsu. Cinta itu paketan dalam setiap penciptaan oleh-Nya. Kita hanya perlu membaginya pada sesama, bukan mengembalikan pada-Nya. Tak perlu jumawa mengaku mencintai Tuhan. Karena mencintai Tuhan merupakan bentuk kesombongan [keterangan].

Kalau ingin mencintai Tuhan, cintailah cinta itu sendiri. Memang hanya sebatas itu kemampuan manusia menjangkau-Nya. Menerima cinta-Nya dan membaginya pada sesama. Kalau merasa mampu mengembalikan cinta pada-Nya, kemungkinan besar ketakwaannya berada di jalan bengkok. Ketakwaan di jalan bengkok biasanya justru menghasilkan kebencian yang luar biasa pada makhluk lain sesamanya. Tentu saja karena terlalu mencintai Tuhannya hingga tak tersisa lagi cinta di hatinya untuk sesama.

Kembali ke laptop!

Lagu "Love Story" ternyata menyimpan makna sufisme alias tasawuf yang sejalan dengan ide-ide Rumi. Pastinya ini cukup kita jadikan referensi untuk memilih satu di antara dua pilihan, menuhankan cinta atau menuhankan rasa benci.

Bagi Anda yang belum percaya makna sufisme pada lagu "Love Story", berikut ini saya lampirkan lirik lengkapnya. Ada beberapa unsur surgawi (heavenly) yang juga disebut dalam lagu ini. Silakan dinikmati. Boleh kok sambil bersenandung.

–

Lampiran:

"(Where Do I Begin) Love Story"

(Words by Carl Sigman, Music by Francis Lai)
[From the movie "Love Story" starring Ryan O'Neal and All McGraw]

Where do I begin
To tell the story of how great a love can be
The sweet love story that is older than the sea
The simple truth about the love she brings to me
Where do I start

With her first hello
She gave new meaning to this empty world of mine
There'd never be another love, another time
She came into my life and made the living fine
She fills my heart

She fills my heart with very special things
With angels' songs , with wild imaginings
She fills my soul with so much love
That anywhere I go I'm never lonely
With her around, who could be lonely
I reach for her hand-it's always there

How long does it last
Can love be measured by the hours in a day
I have no answers now but this much I can say
I know I'll need her till the stars all burn away
And she'll be there

How long does it last
Can love be measured by the hours in a day
I have no answers now but this much I can say
I know I'll need her till the stars all burn away
And she'll be there [Sumber]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun