Mohon tunggu...
Sugie Rusyono
Sugie Rusyono Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis merupakan ritus keabadian

Hobby menulis, Korda Akademi Pemilu dan Demokrasi Kabupaten Blora

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berburu Tanda Tangan di Buku Kegiatan

19 April 2021   14:26 Diperbarui: 19 April 2021   14:29 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Puasa memang menjadi hari yang paling istimewa, paling spesial. Tidak hanya soal menu buka puasa yang cukup enak-enak dan pastinya ada banyak makanan yang tersedia dirumah. Tetapi ada hal yang selalu membuat saya tersenyum jika mengingatknya. Ya ..buku-buku kegiatan Ramadan selalu saja membuat suasana Ramadan menjadi lebih semarak.

Entah tahun berapaka terakhir kalinya  buku kegiatan Ramadan itu aku mintakan tanda tangan kepada ustadz atau imam yang ada di masjid dekat rumah.  Kalau tidak salah buku kegiatan Ramadan sejak duduk di bangku SD, aku sudah mendapatkannya. Guru Agama kala itu menjelang Ramadan selalu membagikan buku tersebut, kepada tiap siswa.  Itu berlangsung hingga kelas VI SD.

Rasanya kala itu sangat senang, setiap akan tarawih buku itu selalu kubawa. Kadang aku lipat lalu  masuk di songkok warna hitam. Tetapi kadang kala juga aku selempitkan di atas lipatan sarung dibagian belakang punggungku. Maka jadinya buku kegiatan itu berantakan, tetapi kalau soal tanda tangan jangan ditanya lah.

O ya, bagi yang tidak pernah berburu tanda tangan, buku kegiatan itu isinya kegiatan ikut salat isya, salat tarawih, salat subuh plus kultum, salat jum'at dan kegiatan lainnya. Dari semua itu yang paling malas kalau itu, salat subuh plus kultum. Ngantuk yang menjadi alasan kalau itu.

Setiap salat tarawih selesai, ustadz yang ada langsung kami serbu, sambil meyodorkan buku kegiatan agar mendapatkan tanda tangannya. Sesekali kami berebut minta tanda tangan, sehingga suasana cukup ramai dan gaduh. Rasa gembira tak terbantahkan jika sudah mendapatkan tanda tangan, apalagi langsung untuk hari berikutnya dan kegiatan lain. Rasanya wow gitu ..bahasa anak sekarang.

Makanya tiap hari pasti ikut tarawih kalau tidak, takut nilai agamanya jelek. Yang susah memang saat masih SD, sebab tidak bisa mbandel, lhok kok. Iya soalnya kalau missal tidak ikut saat jam agama langsung diberitahukan kepada gurunya. Nah padahal sudah dapat tanda tangan lho......

Berburu tanda tangan kegiatan Ramadan juga saya rasakan di bangku SMP dan SMA. Karena sudah gede jadi minta tanda tangannya agak malu-malu. Biasanya sebelum salat isya, buku tersebut sudah dikumpulkan dan diikutkan dengan punya anak-anak SD, jadi yang mintakan tanda tangan mereka. Yang sudah SMP dan SMA tinggal ambil atau seringnya malah diberikan anak-anak.

Ya...kalau sekarang nampaknya sudah jarang, buku kegiatan itu dibagikan ke siswa. Kalaupun ada hanya sekolah-sekolah tertentu. Ada memang tapi siswa diminta memberi tanda cek list sendiri dan dipasang di dinding rumah.

Kalau melihat adanya buku itu terkesan ada paksaan untuk anak-anak sezaman saya kecil agar beribadah di bulan puasa sebanyak-banyaknya. Tetapi sebenarnya bukan itu yang ingin disampaikan dari sebuah buku kegiatan Ramadan kala itu.

Pemberian buku kegiatan sejatinya mengirim pesan kebaikan  kepada anak-anak,  sejak dini sejak awal harus dibisakan melakukan hal-hal yang baik selama bulan puasa. Secara tidak langsung memori anak-anak akan terbangun kegiatan-kegiatan yang positif selama bulan Ramadan. 

Ada amalan-amalan yang harus dilakukan dan akan mendapatkan pahala. Nilai-nilai kejujuran dalam mengisi kolom-kolom yang ada juga menjadi pesan tersendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun