Kedua bentuk partisipasi politik ini, online dan offline, memiliki keterkaitan yang penting dan seimbang. Menurut hasil riset (Smith, 2009: 13), online political participation dengan sarananya yang memanfaatkan internet dapat meningkatkan partisipasi politik offline karena beberapa hal, yaitu: a) Kemampuan interaktif yang ditawarkan oleh internet memudahkan kegiatan politik, b) banyaknya wawasan informasi yang tersedia di internet berdampak pada semakin rendahnya biaya yang diberikan utnuk memperoleh pengetahuan politik dan menstimulasikan kepentingan politik, c) kemampuan internet untuk dapat memfasilitasi mobilisasi aksi politik. Demikian dengan offline political participation, isu-isu politik real dapat memancing munculnya forum-forum online.
Pemuda harus bisa mencari celah di antara hingar-bingar dunia politik online dan offline, yang tentu saja sangat ramai menjelang pemilihan legislatif atau sekadar pemilihan kepala desa. Pemuda harus bisa menjadimata-mata bagi rakyat, mengawal proses politik dengan sangat hati-hati, jangan sampai terlena dengan godaan yang mereka---kaum elit---sebut sebagai surga dunia, apapun akan jadi miliknya asalkan berani terima risiko turun pangkat jadi miskin jika gagal. Menjadi ruh dari kejujuran yang sudah lama diperjualbelikan untuk sebuah suara yang belum tentu membuatnya menjadi perebut tahta yang sesungguhnya. (Gibranis)