Mohon tunggu...
Gia Safitri
Gia Safitri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang siswi SMA yang gemar merangkai kata. Pemimpi yang handal, serta pemalas sejati. Banyak hal yang ingin dicapai, tetapi enggan memulai.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cara Menentukan Konflik dalam Cerita

10 Agustus 2022   16:54 Diperbarui: 5 Maret 2023   18:02 9967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Konflik adalah masalah dalam sebuah cerita, rintangan tokoh untuk mencapai tujuannya, sesuatu yang dapat membuat tokoh dalam cerita punya dorongan dan keinginan untuk mencapai tujuannya. Tidak hanya itu, konflik juga bisa disebut sebagai ketegangan dan pertentangan dalam sebuah cerita. Konflik merupakan jembatan penting antara plot dan karakter. Setiap novel, tidak peduli genre apa pun harus mempunyai konflik.

Secara garis besar konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah tentang isu-isu di dalam diri karakter tokoh; berupa pikiran, emosi, perasaan, atau hubungan interpersonal yang saling bertentangan. Sedangkan konflik eksternal meliputi isu-isu di luar diri tokoh; seperti latar belakang, kondisi sosial, politik, serta beberapa hal yang mempengaruhi si tokoh dari luar dirinya.

Konflik sangat penting di dalam cerita karena di dalamnya tidak hanya dapat membentuk karakter tokoh, tetapi juga membangun alur cerita itu sendiri. Untuk itulah, terangkum beberapa cara untuk menentukan konflik dalam cerita, diantaranya: 

1. Fokus pada ide cerita

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ide merupakan suatu rancangan yang tersusun di dalam pikiran, gagasan, maupun cita-cita. Ide cerita merupakan tema atau gagasan dasar terbentuknya sebuah cerita.

Ide cerita bisa dijadikan patokan masalah bagi tokoh utamanya. Jadi, fokus pada ide cerita artinya juga fokus pada masalah tokoh utamanya. Jangan merembet pada hal lain di luar ide cerita sehingga dapat menimbulkan tidak koheren antara ide cerita dengan konflik yang dimuat.


2. Menentukan sumber datangnya konflik

Guna menimbulkan efek dramatis yang baik, penulis dapat menggunakan berbagai macam sumber konflik. Misalnya menciptakan karakter yang bergelut dengan kondisi ekonomi rendah, tidak punya pekerjaan, bahkan memiliki berbagai macam keterbatasan yang menghambatnya menyelesaikan konflik.

Namun, penulis harus bisa menetapkan sumber konflik yang paling krusial, paling utama dan paling signifikan, yang bisa diupayakan berasal dari karakter lawannya. Konflik ini harus memiliki intensitas yang lebih dominan dibanding konflik-konflik lainnya sepanjang penulisan cerita.


3. Ungkap kelemahan tokoh utama

Setiap tokoh dalam cerita wajib memiliki sisi kelemahan, jangan sampai penulis membuat tokoh tersebut terlihat sempurna. Kelemahan tokoh bisa digunakan sebagai konflik misalnya phobia atau penyakit, bahkan kelebihan tokoh juga bisa dijadikan kelemahan misalnya sang tokoh terlalu baik atau terlalu sabar.

Selain itu, kelemahan tokoh juga akan mempengaruhi bagaimana cara tokoh menyelesaikan konfliknya. Misalnya anak yang manja tentu berbeda ketika menghadapi masalah ketika dibandingkan dengan anak yang mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun