Mohon tunggu...
Bilgi
Bilgi Mohon Tunggu... Petani - penikmat kopi

Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih. (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keajaiban Doa Ibu

3 November 2021   17:25 Diperbarui: 3 November 2021   18:02 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ibu. | Pixabay

Seorang pemuda berjalan sempoyongan
Di meja judi ia taruhkan harapan
ingin merubah takdir tuhan
Ditinggalkannya kampung halaman
Dibuangnya ajaran ajaran

Jiwanya mabuk mereguk gemerlap hiruk pikuk
Tubuhnya ambruk, ditengah pesta pora gemerlap dunia mimpinya terbentur pada kantuk

Sementara seorang ibu
Setiap malam yang berlalu
Diatas tikar berdebu
Dibalik tembok batu
Rentah mengadu
Merapal doa doa penuh rasa rindu

Dalam mimpi sang pemuda. malaikat datang menyapa, menyelinap bersama doa perempuan renta
Di bawah selimut kubah ia terjaga, Jiwanya meronta, mendengar alunan khotbah,
Terbayang cerita surga dan neraka.
Terbayang masa kecilnya
Terbayang kampung halamannya
Terbayang hangat peluk ibunya.

Pagi pagi buta
Di mata yang masih merah
Di dalam dada sang pemuda
Ada penyesalan yang membuncah
Tersandar setelah lelah berlari mengejar dunia fana
Ia menyerah

Ia ingin pulang secepatnya
Meluruskan takdirnya
Menggugurkan dosa dosa
kepada pemilik alam semesta
Ia pasrah
Ia merasa bersalah
Melangkah jauh tanpa restu orang tua demi mengejar kesenangan dunia.

3 November 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun