Mohon tunggu...
Bilgi
Bilgi Mohon Tunggu... Petani - penikmat kopi

Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih. (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Merindukan Tanah Suci

30 Oktober 2021   02:02 Diperbarui: 31 Oktober 2021   16:13 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pak tani menuliskan harapan keluarganya pada sebiji kopi, dirangkainya dengan sepenuh hati, dibawah terik matahari.
Di atas sebidang tanah
Warisan leluhurnya

Juga dibawah hujan yang datang tiba tiba, sementara di dapur, sang istri masih menunggu sedari pagi. Pak tani pun pulang bersama basah kuyup ditubuhnya.

Diseruputya secangkir kopi yang diseduh oleh sang istri, sambil menunggu datang matahari yang mengintip dibalik properti bumi.

Bercakaplah sang istri, pak apa mungkin kita nanti berangkat ketanah suci.
Pak tani hanya menatap dalam dalam mata sang istri.
InsyaAllah dik tuhan menghendaki
sembari mengangkat secangkir kopi

Di luar hujan telah berhenti
Matahari pun terik kembali
Pak tani pamit beranjak pergi ke ladang lagi
Untuk menggais rezeki

Di teras, sang istri melepas pandang.
Hujan memang telah berhenti
Pak tani melangkah
Dengan hati berderai merindui tanah suci

Ia berjalan
bersama tekad dalam dada
membawa cangkul yang mulai tumpul
Ia pun bekerja bersimbah kuyup kringat dan air mata

30102021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun