Mohon tunggu...
Bilgi
Bilgi Mohon Tunggu... Petani - penikmat kopi

Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih. (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terbius Senyum

3 Oktober 2021   13:58 Diperbarui: 3 Oktober 2021   19:21 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smile. woman.pixabay

Senyum itu tulus merekah, meliriknya lenyaplah duka-duka. ia mengembang indah.
Sangat memesona. Menatapnya, ingin meraihnya. aku payah, aku salah, tak seharusnya.

Senyum itu renyah. Lalu mengapa menghasilkan resah. Membuat tanda tanya, apa aku salah.
Senyum itu membuncahkan rasa. salah jika ingin berkelana?

Bukan senyumnya, mungkin? Jelinya.
Ah Aku lelah, terseret-seret senyum rekah. Terbius-bius, Hingga lupa jika aku bisa apa.

Sesaat Otakku dangkal, menyangkal, tak sepenuhnya aku salah.
Tak seharusnya menapikan bila ia benar indah.
Toh, aku benar penikmatnya.
Ah Makin kalang kabut saja dibuatnya.

03102021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun