Mohon tunggu...
Bilgi
Bilgi Mohon Tunggu... Petani - penikmat kopi

Hiburlah hatimu, siramilah ia dengan percikan hikmah. Seperti halnya fisik, hati juga merasakan letih. (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jika Alam Sudah Murka

19 September 2021   13:19 Diperbarui: 20 September 2021   10:26 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by edi (dokpri)

Jangan harap bumi hijau nan subur
Jika rimba kau jamah, alam tak kan ramah
Hutan belukar kau bakar, asap menyebar
Bila disungai sampah kau lempar, air tercemar
Tanah kau keruk-keruk, bumi bertekuk meringkuk
Isi laut kau kuras, tak cemas ombak menjadi ganas
Terumbu karang hilang, nelayan bimbang

Pohon sembarang kau tebang,
sawah ladang akan meradang
Padi, gandum, tebu dan cengkeh
Telah ringkih, petani tertatih

Jika Alam sudah murka
hujan akan lelah menyentuh tanah, kemarau panjang akan tiba
Pekik burung mungkin tak lagi nyaring
Cacing ditanah mungkin akan kering
Semut merah akan marah
Sapi, kambing hewan ternak tak mampu lagi beranak pinak
bunga-bunga tak lagi merekah
Kupu-kupu sudah tak mampu terbang sebebas kumbang.

Jika alam sudah murka
hutan tak lagi rela menyimpan air, akar-akar tak mampu menjalar, Ranting kering sudah terbaring, daun-daun gugur. Itulah bencana.

Tak guna seberapa banyak air mata kau tabur dipintu kubur, tanah tetap takkan subur.
Alam akan murka, akibat ulah tangan manusia
Wahai sahabat semua
Usah tunggu datang bencana
Mari sayangi alam kita

Prosa Liris Lingkungan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun