Mohon tunggu...
Ghumai Namira
Ghumai Namira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menanam Energi Baik, Menimbun Hari Baik

2 Agustus 2018   20:15 Diperbarui: 3 Agustus 2018   08:37 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk happy faces girls | ideoblocks.com


Setiap hari adalah hari-hari yang berbeda. Kemarin kita bangun pukul 7 pagi, sarapan 30 menit kemudian dan masuk kerja tepat waktu. Hari ini kita bangun pukul 8, sarapan di perjalanan, macet menghadang dan akhirnya terlambat masuk kerja. Apakah esok hari hal yang serupa akan terjadi? Apakah akan tepat waktu? Atau justru dilarang masuk kerja karena sangat terlambat?

Perlu diingat bahwasanya hari ini bukan duplikat hari kemarin dan hari esok tidak bisa kita prediksi secara akurat. Hari adalah perguliran waktu yang lumrah, tak bisa diputar kembali tak bisa juga diputar lebih cepat, semuanya sudah ditetapkan. Bagaimana sejatinya menghadapi hari?

Ada kalanya satu hari diiringi rasa sendu tak terobatkan, ada kalanya hari dimana senang bukan kepalang mewarnai selama 24 jam, rasanya seperti naik bianglala. Variasi pengalaman yang diperoleh di setiap harinya membuat hari itu menjadi kenangan eksklusif.

Apakah pernah terbersit di pikiranmu keinginan menjalani keseharian dengan bahagia? Tanpa ada rasa bingung, kecewa bahkan menyesal, seolah setiap hari adalah masa muda yang siap mekar. Murninya dunia ini tak pernah menawarkan kedamaian atau perang, obat atau racun, kebahagiaan atau kegalauan. Dua hal yang saling berseberangan itu menjadi iklim hari kita terpaut dari bagaimana kita melihat dunia. Tak ada yang salah dengan hari yang buruk dan jangan berlebihan menanggapi hari yang sempurna, terkadang pelajaran hidup datang di saat cuaca sedang tidak sehati.

Pepatah mengatakan, "Jika anda ingin melihat pelangi, maka anda harus menghadapi hujan." Pelangi seperti apa yang diimpikan oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Akan ada banyak jawaban soal itu. Pelangi adalah energi---energi positif yang memiliki keistimewaan tersendiri di setiap warnanya. Jika hari-hari kita sudah dihiasi dengan gradasi warnanya, apakah artinya kita sudah menemukan kebahagiaan?

Kebahagiaan pada umumnya adalah perasaan positif dimana diri kita secara konstan merasa tentram. Kebahagiaan bisa diciptakan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Namun ada juga kebahagiaan yang tak dapat diidentifikasi, bak pelangi yang tertutup awan. Sekali lagi ini tentang permainan sudut pandang---bagaimana kita memandang dunia dapat menyetir persepsi dan perasaan kita.

Muncul sebuah pertanyaan, "Apakah mungkin kita dapat terus merasa bahagia?", "Apakah pelangi selalu muncul setiap saat?" Jawabannya tidak. Itulah mengapa hari dipanggil dengan penamaan yang berbeda-beda, karena diantara perguliran hari itu sebuah energi seolah sedang menginterprestasikan ceritanya sendiri. Rangkaian jam menjadi saksi atas hari-hari melelahkan. Bulan-bulan menjadi pengayom hari-hari yang berceceran. Dan tahun menjadi penjaga keseimbangan akan ketiganya.

---

Pernahkah kamu menyesal setelah mengucapkan kata tidak sopan pada temanmu? Pernahkah kamu jengkel setelah nilai rapormu tak sesuai ekspektasi padahal sudah belajar dengan giat? Pernahkah kamu sedih karena kamu tidak menjadi pemenang di salah satu kompetisi yang kamu ikuti? Hal-hal seperti itu memang rawan terjadi. Tak dapat dipungkiri ekspektasi kita kebanyakan tak berjalan sesuai dengan kehendak hidup. Namun, bukan berarti hari dimana kamu menyesal ataupun merasa kesal adalah hari yang buruk. Selalu ada energi baik yang mencoba masuk untuk menghiburmu, meski butuh waktu sampai kamu menyadarinya.

Energi baik tidak hanya datang dari seseorang yang dekat. Benda tak terduga dalam bentuk tak terduga di tempat tak terduga pada waktu yang terduga adalah ekspektasi yang tak pernah terpikirkan mampu membawa energi baik pada hari kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun