Mohon tunggu...
Ghulam Falach
Ghulam Falach Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar yang selalu ingin belajar untuk mensyukuri fungsi akal sehat

Salah satu praktisi di STTKD Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dialog, Pencarian Kebenaran atau Sekedar Pembenaran?

24 Juni 2020   08:55 Diperbarui: 24 Juni 2020   08:56 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari laman sulselsatu.com 

Berbicara tentang kebenaran, sejatinya manusia akan terus mencari kebenaran. Bisa dikatakan bahwa tidak ada kebenaran yang sempurna di dunia ini, karena sifatnya fana dan terbatas. 

Bisa saja kebenaran terpatahkan oleh kebenaran yang lain bila terus digali. Alih-alih menggali kebenaran, banyak dari kita yang malah terjerumus dalam pembenaran oleh pemikiranya sendiri.

Terlepas dari itu semua, jika manusia mengerti dan memahami hakikat kebenaran, maka sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. 

Begitu juga sebaliknya, bila pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran ditempuh tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin. 

Dikatakan demikian, karena dalam menjalani kehidupan manusia harus terbiasa diiringi oleh kebenaran jalan hidup dan manusia juga tidak boleh bosan untuk mencari realitas berkehidupan yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebenaran.

Sosok legenda pemikir klasik asal Yunani “Plato” telah memperkenalkan salah satu metode untuk menuju kebenaran. Plato memperkenalkan sosok Sokrates yang berfilsafat untuk pencarian kebenaran dengan tidak melalui buku yang di tulis secara sistematik, melainkan melalui proses dialog dengan orang lain. 

Melalui proses dialog tersebut Sokrates menemukan kebenaran, kebenaran yang ideal (dunia ide) berkembang tidak dalam pikirannya sendiri, melainkan berkembang dalam proses dialog dengan orang lain, yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan kritis. Dialog sebagai sebuah metode berfikir telah dikenal dan menjadi tradisi dalam filsafat Plato sejak dahulu.

Pendapat Sokrates sendiri, bahwa orang yang paling bijaksana di dunia adalah orang yang merasa dirinya tidak tahu banyak, sehingga terdorong untuk mencari kebenaran dengan terus belajar. 

Menurutnya kebenaran dapat diperoleh melalui proses bertanya secara berkesinambungan dalam diskusi dengan melibatkan orang lain. Inilah dasar dari metode proses berpikir menuju kebaneran bagi Sokrates. Melalui metode dialog ini orang tidak terjebak di dalam pikirannya sendiri, bahwa dirinya telah mendapatkan kebenaran yang bersifat mutlak.

Pada bagian metode pencarian kebenaran selanjutnya, Sokrates menunjukkan bahwa upaya mencapai kebenaran didasarkan pada hati nurani. Dari hal ini dapat dikatakan adanya dialog yang berporos pada dorongan hati nurani akan menghasilkan hubungan pencarian kebenaran yang murni. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun