Mohon tunggu...
Ghozi hiban
Ghozi hiban Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda tanggung

Beri aku pengetahuan, jangan beri aku iman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sesuatu di Padang Lieva

23 Januari 2021   03:43 Diperbarui: 23 Januari 2021   04:16 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tanah pertanian keluarga Lieva di Rusia,
Ketika aku berjalan di padang pada pertengahan musim panas.
Rumput telah dipangkas gundul sedemikian rupa.
Kerokot merah, putih, dan jambun berbau harum dan rimbun,
Dan panen gandum Lieva yang sedang pada masanya.

A, Campanula! Aku telah memetiknya,
Dan dengan daisy putih yang tegak menantang telah ku petik juga.
Aku berhasil mengumpulkan segenggam bunga,
Sebelum aku melihat lebah yang menenggelamkan dirinya dikelopak merah semerah darah.
Seperti tenggelam dalam pelukan wanita, harum dan nyaman tentu saja.
Ia tak sadar aku mengintipnya dengan mata berkaca,
"mengapa bukan aku yang tenggelam? Dan mengapa harus aku yang melihatnya?" hatiku gusar melihatnya.

Tatar,
Kemang tatar bunga merah semerah darah,
Batangnya kuat dengan duri tajam disekelilingnya.
Sungguh hebat kekuatan hidupnya,
Mengingat yang ku alami ketika memetiknya.
Bukan saja tangan ku tertusuk duri dari segala sisi,
Bahkan menembus balut sapu tangan yang melindungi.

"kau kira kesabaran ku hanya sampai disini?
Kesabaran ku tak akan kalah dengan tajamnya duri,
Ia adalah daun yang siap menunggu sampai musim semi,
Kau tak akan ku biarkan liar lagi, tak akan kubiarkan tumbuh liar lagi!"

"kemang tatar! Jangan, itu kembang kemang tatar" ungkap Lieva diatas traktor melarang; aku tak mendengar.
Suara Lieva keras, tapi tak sebanding suara traktor yang bersaing dengan angin yang menyeret rumput kering,
Seakan gemuruh yang meradang dan menyerang suara nyaring.

Tidak aku perhatikan,
Ketika Lieva memperingatkan bahaya kemang tatar.
Pamali bagi petani Rusia sepertinya membabat atau memetiknya,
Tapi bagi ku tetap saja.
Tidak akan ku biarkan kemang tatar tumbuh liar,
Meski ia merah semerah darah dan dipenuhi duri tajam di sisinya,
Tetap akan ku bawa dia sampai di teras rumah, dan di vas bunga dengan kemang tatar didalamnya.

Slawi, 22 januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun