Mohon tunggu...
Ghozi Zul Azmi
Ghozi Zul Azmi Mohon Tunggu... Administrasi - Members of PKS Muda Institute for Leadership, Politics, and Public Policy

Twitter FB IG @ghozizulazmi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penyakit Partai Politik, Penyakit Bangsa Indonesia

20 Mei 2013   23:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:16 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena korupsi sedang menjangkit partai politik di indonesia. hal tersebut merupakan cerita lama yang terus berulang-ulang. Partai politik tidak bisa mengambil hikmah dari kejadian korupsi yang dialami oleh partai lain.  Korupsi menjadi sebagian dari penyakit – penyakit partai politik yang ada di indonesia. poinnya ialah partai politik di indonesia saat ini sedang berada titik nadir. Jika tidak segera disembuhkan bisa jadi partai politik akan hancur. Hal ini tentu akan mencederai demokrasi di negeri ini.

Lantas apa yang menyebabkan penyakit dalam partai politik terjadi? Penulis mencoba mengkategorisasikan sebab-sebab tersebut menjadi dua kategori. Yaitu factor internal dan factor eksternal partai politik.

Factor internal partai politik dipengaruhi oleh kelembagaan partai politik. Kelembagaan yang dimaksud ialah proses pembentukan organisasi partai dari segi system. Dalam hal ini penulis mencoba melihat dari hal kaderisasi partai. kita bisa melihat bagaimana partai –partai politik menciptakan kader-kader instan. Artinya orang-orang yang menduduki elite partai bukan orang-orang yang mengikuti jenjang kaderisasi partai. yang lebih berbahaya ialah uang menjadi sebuah alasan bagi parpol untuk merekrut seorang kader. Pada akhirnya ialah partai politik hanya berisikan orang-orang yang mempunyai uang banyak. Maka tidaklah heran jika dalam memainkan fungsinya partai tidak lagi pro rakyat miskin.  Jika hal ini semakin terjadi maka rakyat akan semakin muak dan memboikot partai politik dalam pemilu. Hal tersebut dapat dilihat dari tren golput yang dari pemilu ke pemilu semakin tinggi. Maka pembenahan kelembagaan partai menjadi sebuah solusi. Rekrutmen politik partai haruslah jelas(tidak berstandar ganda) sehingga kader-kader yang ada dalam partai tersebut mencerminkan ideology partai.

Factor eksternal dapat dilihat dari high cost politic. Dalam pemilihan umum partai politik tentulah memerlukan pembiayaan partai. lumrahnya pembiayaan partai didapat dari internal partai melalui sumbangan anggota partai politik. Namun, dalam realitanya sumbangan dari anggota partai politik sangat kurang untuk menutupi pembiyaan politik di pemilu. Dalam pemilukada misalnya, untuk memenangkan suatu calon partai membutuhkan berpuluh-puluh milyar. Jumlah tersebut tidak bisa ditutupi jika partai mengajukan  calon internal tapi tidak memiliki uang. Maka dari itu partai mencoba melakukan konvensi bagi calon-calon lain yang memiliki uang. Dan yang lebih sering dilakukan partai politik ialah menungu mahar dari calon lain (berasal dari partai lain) untuk memberikan dukungan. Sama hal nya di level legislative. Untuk mengusung caleg internal partai memberlakukan money politics. Anggota partai yang memberikan uang lebih banyak tentu akan di berikan nomer urut terbaik dan ditempatkan di daerah yang menguntungkan caleg partai tersebut. Belum lagi ketika pemilu legislative beralangsung, berapa uang yang dikeluarkan caleg untuk merebut kursi legislative? Tentu lebih dari 1 milyar. Jika hal tersebut terus terjadi maka mau tidak mau pragmatism dalam pembiyaan politik harus terjadi. Korupsi menjadi langkah “terbaik” dan mudah untuk dilakukan partai melalui anggota-anggotanya yang berada di jabatan public.

Penyakit partai politik tidak bisa dihilangkan dengan hanya memasang iklan untuk anti korupsi, mengajak masyrakat untuk tidak korupsi. Sesungguhnya yang perlu diajak untuk anti korupsi ialah partai partai yang beriklan tersebut. Pemberantasan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pembenahan di internal dan eksternal partai. yaitu pelembagaan partai melalui kaderisasi dan system partai, termasuk dalam hal ini partai mempunyai ideology yang jelas tidak abu-abu. Yang kedua ialah menekan high cost politics. Saat ini sudah banyak study yang memberikan secara rinci untuk menekan biaya kampanye partai. study tersebut menekankan bahwa kampanye poltikm yang low budget dapat terjadi jika partai-partai mengusung calon legislative, eksekutif di pusat maupun daerah yang merupakan kader-kader terbaik partai. sehingga kita bisa melihat korelasi antara factor eksternal dan factor internal partai seperti yang dib ahs di paragraph-paragraf sebelumnya. Dengan demikian partai politik tidak lagi menyalahkan masyarakat yang membuat high cost politic. Karena dengan kelembagaan partai yang bagus, high cost politic tidak akan terjadi. Ketika harga politik yang rendah maka akan timbul kader-kader terbaik bangsa yang berasal dari partai politik. Dengan demikian penyakit partai pelahan akan terbasmi dengan sendirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun