Mohon tunggu...
Ghina Kamila
Ghina Kamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - an ambivert

Communication Student (Public Relations) Ahmad Dahlan University Batch 2019

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potensi Media Sosial dalam Mencari Sumber Pengetahuan

6 Mei 2021   21:19 Diperbarui: 6 Mei 2021   21:36 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selama setahun terakhir ini tentunya pada saat awal covid-19 di Indonesia, saya lebih aktif menggunakan sosial media daripada sebelumnya bahkan diantara media sosial yang saya gunakan pun baru saya temukan setahun belakangan ini yaitu quora, tiktok, twitter. Memang sebenarnya saya menggunakan twitter sejak 2012 silam namun akun itu sewaktu SMA saya hapus karena twitter di tahun tersebut sempat redup dan menurut saya tidak asyik lagi. Sosial media pertama kali yang saya gunakan seumur hidup saya yakni facebook, tepatnya pada saat saya berumur 12 tahun. 

Saat itu facebook di jamannya sangatlah hits apalagi yang menggunakan banyak yq terdiri dari remaja, dewasa dan lansia walaupun tidak sebanyak orang-orang dewasa penggunanya.

Meskipun facebook memperlakukan peraturan penggunanya harus diatas 13 tahun (CMIIW)  saya malah dulu melanggar peraturan tersebut. Mohon maaf itu sebagian masa lalu saya yang tidak perlu dicontoh oleh anak-anak jaman sekarang hehe memang keberadaan facebook saat itu bagi saya merupakan hal yang cukup menghibur dan tentunya di usia yang belia, kebutuhan facebook tidak jauh-jauh dari membuat status hampir setiap hari, upload foto-foto, main games, chattingan dengan temen sekolah dan lain sebagainya yang bisa ditemukan di facebook. 

Saat jaman aktifnya saya di facebook, saya hampir setiap hari membuat status yang kalau dibaca cukup cringe mulai dari saat saya lg senang, sedih kadang juga saya sedang marah dengan seseorang saya menyindir melalui facebook. Memang saat itu emosi saya sedang labil-labilnya karena peralihan dari anak-anak ke remaja. 

Facebook juga memberikan saya kenangan masa remaja yang tak terlupakan seperti saya saat itu sedang bucin-bucinnya dengan salah satu boyband tanah air yang cukup terkenal dikalangan remaja pada masa itu dan saya tergabung dalam grup facebook fanbase mereka hingga pada akhirnya saya mempunyai teman baru dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Depok,  Malang, Padang, Medan, Palembang dan lain-lain. Bahkan saya juga mempunyai kenalan baru yang berasal dari negeri Jiran. Facebook memperkenalkan saya dengan orang-orang dari berbagai macam daerah hingga menjalin hubungan dengan seseorang yang sebelumnya saya tidak tahu mereka. 

Sembilan tahun berlalu rasanya begitu cepat waktu berjalan. Masa-masa dimana saat itu saya  menggunakan facebook lebih banyak untuk hiburan saja dan belum mengerti manfaat yang sebenarnya. Tetapi saat itu juga, saya pernah chatting dengan orang-orang luar negeri dan ada manfaatnya dalam proses saya sedang mempelajari bahasa inggris. Meskipun isu-isu nya saat itu mereka bukan warga negara asing. Namun hal tersebut sedikit membantu saya mempelajari bahasa inggris.  

Begitu hits nya facebook dimasa itu, namun berbalik dengan zaman sekarang, para remaja dan dewasa sudah jarang menggunakan facebook, meskipun tidak semua namun persentase pengguna facebook jika dibandingan tahun 2012 an sangat jauh perbedaan nya. Facebook telah dipenuhi oleh para orang tua yang notabene baru mengenal internet. Saya pribadi sebenarnya masih memiliki akun facebook meskipun jarang sekali dibuka karena teman-teman saya telah beralih ke sosial media lain sehingga komunikasi pun bisa melalui whatsapp maupun instagram. Namun di bulan Juli tahun lalu, saya memutuskan diaktivasi akun instagram saya untuk pertama kalinya alasannya adalah, saya merasa jenuh dengan instagram karena menurut saya sendiri instagram banyak menampilkan konten yang kurang lengkap dibandingkan dengan platform social media yang lain. 

Saat ini saya lagi hype dengan quora. Fyi Quora adalah sebuah platform tanya jawab yang menampilkan berbagai macam tulisan seperti ilmu pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui beserta pengalaman dari orang-orang dari berbagai macam latar belakang.Quora tidak seperti platform lainnya yang memamerkan kekayaan, kecantikan dan debat kusir politik seperti yang terjadi di twitter,instagram, facebook.  Di quora para penulisnya menggunakan tata bahasa yang baik, begitu logis dan disertai argumen yang mendalam, disertai data dan fakta yang akurat . Meskipun di platform tersebut tidak populer di Indonesia karena memang masyarakat Indonesia lebih suka dengan hal yang visual namun banyak hal positif yang saya dapatkan melalui quora salah satunya adalah menambah pengetahuan saya dan meningkatkan minat baca saya terhadap bacaan tentu hal ini penting sebagai dasar acuan mahasiswa ilmu komunikasi seperti saya, tidak hanya bertambah, namun juga melatih kemampuan saya dalam menulis meskipun saat ini saya masih dalam tahap belajar. 

Sebenarnya di Quora saya hanya silent reader namun saya sesekali  menuliskan pengalaman saya dalam bentuk anonim alasannya karena saya tidak mau orang yang kenal dengan saya tahu cerita saya yang sebenarnya. Quora cocok bagi orang-orang introvert maupun penyuka bacaan yang bermanfaat apabila ingin mengutarakan segala pemikiran yang tidak bisa diutarakan di dunia nyata. Quora juga membuka pemikiran saya dalam memandang suatu hal karena sejatinya dunia ini penuh warna dalam artian disana saya dapat melihat banyaknya pengguna dari latar belakang dan kepercayaan yang berbeda hingga hampir tidak ada perebatan mengenai kepercayaan seseorang di quora terjadi dan perbedaan itu membuat ruang terbuka diskusi bagi siapapun, tentunya hal ini jarang terjadi di platform lain yang kebanyakan saat menanggapi setiap perbedaan berujung saling menghujat. Kalau sewaktu-waktu hal tersebut terjadi di quora mungkin sang pengguna tersebut akan diserang oleh pengguna lain. 

Jujur saja terkadang saat saya  masih aktifnya di Instagram, saya selalu membandingkan diri saya dengan orang lain setelah saya membuka Instagram, dan pada akhirnya menimbulkan rasa insecure karena tidak menghargai pencapaian diri sendiri dan menjadi seseorang yang kurang bersyukur. Saat saya tidak bersyukur seperti itu saya sadar setelah bertemu platform tersebut selama setahun belakangan saya merasa jauh lebih bersyukur dibandingkan sebelumnya yang dimana saya temukan di quora banyak pengalaman orang-orang yang jauh lebih menderita daripada saya. Selain itu di quora juga saya melihat banyak sekali pengalaman orang-orang yang cerdas dalam mencapai kesuksesan seperti masa-masa kuliah mereka diisi dengan berbagai macam pengalaman, suka duka saat kuliah dan akhirnya mereka setelah lulus kuliah sukses di dunia kerja, Hal tersebut  menjadi motivasi saya agar selama saya menempuh pendidikan di UAD bisa seperti mereka, aamiin.  

Menurut opini saya, social media manapun memiliki plus dan minusnya seperti Instagram, walaupun banyak hal positif yang dijumpai di Instagram namun saya bila diberikan dua pilihan saya akan lebih memilih quora daripada Instagram meskipun secara visual lebih menarik. Meskipun banyak ilmu yang saya dapatkan di quora  namun ada pula yang saya temukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bermutu dipertanyakan oleh pengguna lain dan terkadang juga ada suatu pertanyaan yang memprovokasi dan menebar kebencian hingga pertanyaan yang melecehkan bermunculan di quora tentu hal ini sangat membuat para pengguna lain tidak nyaman dengan hal tersebut. Hal itu sebenarnya dijadikan pelajaran bagi platform manapun dengan menerapkan peraturan menonaktifkan akun setiap penggunanya yang menyebarkan hal yang mengandung kebencian, provokasi, hingga tulisan maupun konten yang berbau pelecehan seksual. Dengan peraturan tersebut diharapkan para pengguna agar lebih berhati-hati dalam bertindak di media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun