Mohon tunggu...
Ghimar hilmi
Ghimar hilmi Mohon Tunggu... Politisi - Hakikat manusia atas komponen penciptaan tuhan

Manusia yang mencari Kalam-Nya @hilmi_gsan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demokrasi untuk Siapa?

13 Juli 2020   23:35 Diperbarui: 13 Juli 2020   23:35 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aku mau, kamu mau, mereka mau

Yang kita mau terjadi

Tapi yang terjadi


Hanyalah keinginan mereka bukan kita bersama

      ----------------------------


Judul bisa saja memanipulasi substansi dan Ini merupakan pembahasan yang ringan kiranya bagi kawan-kawan komunikan yang sudah jauh memahami tentang problematika politik sekarang ini. 

Penulis teringat dengan sebuah sabda max webber yaitu "Manusia bukanlah instrumen sebab manusia hidup berdasarkan makna" maka penulis ingin menggiring kawan-kawan komunikan untuk selalu bersikap responsif dan kritis walaupun hati dan pikiran ini sedang terkikis oleh pandemi yang tak kunjung habis. Akan tetapi, kita dituntut untuk terus mengawasi lajur kebijakan dan lembaran-lembaran manis milik oligarki yang bengis.

Penulis ingin mengawali pembahasan kali ini dengan sapaan hangat bagi para pemangku kebijakan dan terkhusus kepada DPR, yang sudah susah payah ditengah pandemic kali ini, rela menghabiskan waktu demi para penguasa dan pengusaha untuk memberikan setoran berupa pengesahan lembaran-lembaran sampahnya ke meja kerja presiden bulan yang lalu.  

Kemerdekaan Indonesia nyatanya tidak bisa dipisahkan dengan yang namanaya bhineka tunggal ika. Timbul dengan sendirinya, dimana suatu keresahan dan kesadaran akan sebuah integrasi sosial, yang pada waktu itu disebabkan tanah dan juga darah dirampas oleh para penjajah. Yang mana, mereka menginginkan jiwa integral-komunal hadir dari belahan jiwa mereka untuk serentak melawan penjajah. Maka lahirlah sebuah wujud kompleks yg disebut negara dan dinamakan saat ini yaitu Indonesia. Sistem perlementer/Demokrasi-konstitutionil sendiri dipilih sebagai salah satu sistem pemerintahan negara Indonesia yang diperkuat dengan hadirnya UUD 1949 dan UUD 1950. Sistem parlementer nyatanya tidak mampu menjadi indikator kebahagiaan pada pemilu tahun 1955 karena dirasa tidak tumbuh stabilitas yang diharapkan, malahan terjadinya perpecahan yang dahsyat antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi pada waktu itu. kemudian ada beberapa kekuatan sosial yang tidak memperoleh saluran dan tempat yang realistis di dalam konstelasi politik, lalu presiden langsung mengeluarkan dekrit 5 juli yang menentukan berlakunya kembali UUD 1945 dan berakhirnya sistem parlementer.maka kemudian lahirlah pada tahun 1959 dengan yang namanya demokrasi terpimpin sampai dengan tahun 1965 dan kemudian diganti kembali dengan demokrasi pancasila pada masa rezim orde baru sampai dengan 1998. Kemudian dirasa masih banyak kekurangan. Maka demokrasi pancasila pada era reformasi disempurnakan dan dipakai sampai sekarang. Demokrasi sendiri berasal dari etimologi yunani. Yaitu demos ialah rakyat sedangkan kratos/cratein ialah pemerintahan atau dalam KBBI sendiri yaitu pemerintahan rakyat. 

Demokrasi dengan balutan hangat konstitusi yang digadang-gadang akan membawa sebuah gambaran bahagia kepada kemakmuran sebuah bangsa. Dimana, elemen dasar yaitu keadilan sosial (social justice) dan HAM (human rights) yang mana diagung-agungkan dan punya delegitimasi khusus yang tertera di dalam pembukaan UUD 1945. Akan tetapi, lain dalam hal praktiknya.

Seketika mencuat kembali dan yang dahulu emosi rakyat sempat sembuh akibat adanya kartu-kartu penipu para pemerintah dan kemudian pada tahun ini meletus kembali amarah rakyat terkait issue- issue yang banyak terjadi atau mungkin muncul dipermukaan public fenomena-fenomena yang mencuat tentang diskriminasi, rasism, aniaya sampai-sampai mulut rakyat disuruh bungkam dinegara-negara besar yang notabene nya memakai sistem demokrasi yang sudah mapan. Contoh halnya di Amerika Serikat dan Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun