Mohon tunggu...
Ghifarli MA
Ghifarli MA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya untuk bersenang-senang

- Morto per la liberta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Seorang Guru Memberikan Sebuah Pengalaman yang Terbaik

14 Juni 2021   16:49 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:15 3032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kata-kata seperti itu sering kali kita di dengar, karena perlu ketelatenan dan kesabaran yang lebih untuk menjadi sebuah guru. Peran untuk mendidik para siswa dan siswi menjadikan sebuah tantang dan pengalaman yang terbaik. Hingga menjadi salah seorang yang berperan penting untuk para generasi penerus.

Memahami berbagai perilaku dan karakter adalah sebuah kenikmatan seorang guru yang memiliki rasa suka dan duka dalam mendidik para generasi penerus bangsa. Terlebih, beragam latar belakang yang dimiliki siswa dan siswi yang harus dipahami oleh seorang pendidik.

Berbagai alasan seseorang untuk menjadi seorang pendidik, salah satunya Miftah Fauzi, yang mengajar pelajaran biologi di Sekolah Nasional Satu Bekasi. Miftah sapaannya, memberikan cerita pengalaman menjadi seorang guru di usia yang masih terbilang muda, menjadi seorang guru ialah pengalaman yang terbaik yang dimiliki.

"Selain ingin berbagi ilmu, saya juga ingin meluruskan konsep bahwasanya mata pelajaran biologi itu bukan mata pelajaran sekedar hafalan semata. Tentunyan bisa dipelajari lantaran mudah ditemui kehidupan sehari-hari, bahkan ketika makan dengan lauk ayam, seseorang bisa belajar tentang anatomi ayam," ucapnya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Miftah memberikan sistem pembelajaran menggunakan metode pelajaran problem solving, metode ini memberikan masalah kepada anak murid untuk dipecahkan. Sesekali juga menggunakan metode praktek di beberapa bab, supaya anak lebih cepat mengerti karena perlu terjun langsung. Miftah juga memberikan pengalaman dalam kendala mengajar anak -- anak dan mengatasi kendala yang dialami dalam mengajar

"Sulitnya mengatur anak murid di kelas supaya bisa kondusif belajar di kelas, sering kali anak murid menyatakan mengerti namun realitanya ketika ditanya tidak paham," ungkap miftah.

"Belajar banyak tentang psikologi anak. Seperti belajar gimana supaya anak mau belajar sama kita juga tentunya butuh strategi juga supaya anak bisa benar-benar paham sama kita, kapan waktunya serius dan bercanda. Belajar professional juga, gimana cara memposisikan diri saat di dalam kelas dan di luar kelas," tambahnya.

Mengajar Daring di Era Pandemi Covid-19 Sekarang ini

Pandemi Covid-19 yang sedang dialami sekarang ini, memberikan sebuah tantang baru dalam mengajar anak -- anak demi memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Sistem belajar yang berubah berdampak dengan adanya pandemi covid-19, salah satunya di dunia pendidikan yang mengalami dampak pandemi covid-19.

Miftah menuturkan kendala yang dialami dalam mengajar di era pandemi covid-19, dampak yang di dapatkan bukan hanya murid, melainkan guru yang juga merasakan dampak dari sistem pembelajaran daring akibat adanya pandemi covid-19.

"Menurut saya sih pembelajaran daring kurang efektif. Untuk pembelajaran yang offline aja masih bisa menjumpai banyak anak yang belum memahami materi pelajaran yang diajarkan, tentu pembelajaran menggunakan metode serta media pembelajaran yang efektif. Namun tetap saja, masih ada yang tidak mengerti," ungkap miftah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun