Mohon tunggu...
Ghea RDyanda
Ghea RDyanda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas yang berideologi Islam, InsyaAllah siap berjuang untuk Islam

Introvert, Melankolis, dan ideologis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tadzkiyatun Nafs, Kunci Mengapa Umat Islam Anti Galau

14 Januari 2021   22:52 Diperbarui: 14 Januari 2021   22:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tadzkiyatun Nafs adalah penyucian jiwa atau hati dari berbagai kotoran atau dosa. Tadzkiyatun Nafs ini adalah sesuatu yang khas yang hanya dimiliki oleh Islam. Meskipun ada sebutan lain yang semakna (di agama atau ilmu lain), namun Tadzkiyatun Nafs ini memiliki cara yang ampuh yang membuat hati menjadi kembali "putih" seperti baru dilahirkan.

Lantas, mengapa kok sekarang justru umat Islam nya sendiri yang galau? Ditimpa masalah kemiskinan menjadi galau, cita-cita tak tercapai menjadi patah arang, ada kendala sedikit mengeluh dan seterusnya.

Padahal, pada masa sahabat atau salafus shalih seberat apapun masalahnya mereka mampu untuk menghadapinya. Lantas mengapa hal itu bisa terjadi? Mungkin itulah sekilas tentang kegalauan orang-orang di zaman ini.

Setelah ditelisik lebih mendalam, ternyata para sahabat dan salafus shalih mereka memiliki pandangan hidup yang unik yang diambil dari Islam. Ada konsepsi tentang kehidupan misalnya, bahwasanya di kehidupan dunia ini itu bukanlah kehidupan yang abadi. Ada waktu dimana seseorang sampai pada ajal atau batas waktu tertentu.

Hal ini, kemudian menimbulkan konsekuensi bahwasanya setiap ujian yang menimpa manusia itu hanyalah sebuah jalan untuk semakin meninggikan derajatnya. Sehingga para sahabat memiliki kesabaran untuk menghadapinya karena memahami bahwa akan ada balasan besar berupa Jannah yang menanti mereka setelah kematiannya.

Atau tentang kemuliaan, bahwasanya kemulian dalam pandangan Islam itu adalah ketika melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya yang dikenal dengan sebutan takwa. Maka konsekuensinya adalah baik seseorang itu diuji dengan kemiskinan atau kekayaan keduanya itu merupakan kebaikan jika selalu mendekatkan diri pada Allah.

Nah, ternyata para sahabat memiliki mekanisme yang disebut dengan Tadzkiyatun Nafs atau penyucian jiwa jika mereka sedang dalam kondisi futur atau kurang bersemangat. Mekanismenya pun beragam namun tak keluar dari jalan yang ditetapkan oleh Allah.

Mekanisme tersebut bisa dengan tadabbur alam, mengingat-ingat betapa sempurnanya ciptaan Allah tanpa ada cacat sedikitpun. Bahwasanya tentang rezeki itu sudah ditetapkan bahkan rezeki hewan terkecil sekalipun. Kemudian menyadari bahwa kita sebagai makhluk Allah juga memiliki jatah rezeki.

Atau dengan tadabbur Al-Qur'an, yang bahkan hanya membaca beberapa ayat saja membuat air mata bercucuran mengingat kebenaran yang sesungguhnya. Yang mana setelah itu terjadi justru beban pikiran menjadi berkurang bahkan hilang.

Namun disisi lain, ummat Islam sekarang justru digalaukan oleh hal-hal yang sifatnya duniawi yang bahkan sebenarnya itu hanyalah masalah sepele. Pergeseran seperti ini menimbulkan kegalauan luar biasa, dampaknya sampai-sampai melupakan ajaran Islam yang dahulu telah memuliakan ummat Islam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun