Mohon tunggu...
Ghea Nevidian
Ghea Nevidian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Give me yuppy, terimakasih telah berkunjung. ✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Inklusif dan Humanis bagi Anak Berkebutuhan Khusus

9 Desember 2022   17:07 Diperbarui: 9 Desember 2022   17:26 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) biasanya didampingi oleh seorang guru dan seorang asisten (guru pendamping) pada pendidikan inklusif. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) akan bersekolah dengan anak normal, namun dalam prosesnya sering menemui kendala di kelas pada saat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukan metode komunikasi khusus untuk mengatasi hambatan tersebut. Metode yang dapat dilakukan yaitu komunikasi terapeutik yaitu komunikasi antar murid ABK dengan guru pendamping yang diharapkan mampu mengatasi kendala-kendala yang terjadi selama proses belajar mengajar. Selain komunikasi terapeutik terdapat komunikasi humanistik yang dimana guru juga berperan dalam membantu peserta didik untuk mampu merealisasikan diri dari peserta didik yang lain. Guru sebagai pemghubung dalam komunikasi humanistik maka guru berperan untuk membimbing, dan memberikan rasa aman kepada peserta didiknya untuk memahami makna belajar yang sesunggunnya. Komunikasi humanistik menitik beratkan pada proses memanusiakan manusia bukan pada hasilnya. 2

Konsep pendidikan yang humanis, mengedepankan proses belajar mengajar berlangsung melalui identifikasi karakteristik siswa, terjalinnya komunikasi yang baik dan pengajaran yang penuh kasih dari para guru. Sikap guru yang ramah dan penuh kasih sayang merupakan praktik memanusiakan manusia tanpa mendiskriminasikan anak. Pendidikan humanis dan inklusif memiliki korelasi dalam menjadikan pendidikan dengan penuh kesadaran untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi anak berkebutuhan khusus dengan mengutamakan kasih sayang, dan komunikasi.

Pendidikan inklusi harus menyesuaikan diferensiasi individu. Pendidikan terpadu ini disebut model pendidikan humanisme inklusif. Model mana yang didasarkan pada teori "kesempatan pendidikan yang sama". Oleh karena itu, sekolah inklusif harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perbedaan individu secara nondiskriminatif agar anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat bertahan hidup. Ketika masalah muncul, Anda dapat menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mengambil tanggung jawab sekolah melalui sistem pendidikan yang relevan seperti manajemen kelas, kurikulum, guru, evaluasi, dan lainnya.

Di sekolah inklusif, sekolah memberikan kesempatan sebesar mungkin kepada semua siswa penyandang disabilitas atau kemampuan khusus untuk menerima pendidikan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Pembelajaran di sekolah inklusi tidak boleh dipandang menguntungkan kondisi siswa, baik fisik, mental, sosial, emosional, bahasa, suku, agama, jenis kelamin, kemampuan atau keadaan lainnya. Pendidikan adalah hak setiap orang. Falsafah dan nilai-nilai pendidikan humanistik merupakan pilar penyangga penyelenggaraan pendidikan.

Penyelenggaraan pendidikan humanistik di sekolah inklusi harus menjadikan seorang siswa sebagai siswa dari berbagai keadaan dan latar belakang tanpa membeda-bedakan perlakuan terhadap siswa atau dari guru ke siswa atau dari siswa ke temannya di kelasnya. Siswa normal diberikan pemahaman untuk saling mencintai, bukan untuk memisahkan teman yang pilih-pilih atau saling mengolok-olok. Sebagai seorang guru di sekolah inklusi, perannya dalam hal ini sangat penting.

Anak Berkebutuhan khusus perlu ditangani dan dibimbing sehingga keberadaannya dapat diakui oleh masyarakat dan teman sebayanya. Penanganan dan cara mendidik anak berkebutuhan khusus disesuaikan dengan gangguan yang ada. Pendidikan humanis dan inklusif adalah jembatan untuk mempersempit jarak antara anak berkebutuhan khusus dengan masyarakat. Pendidikan inklusif memberikan ruang kepada anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan sama seperti anak umum biasanya.

Pendidikan inklusif dan humanis di Indonesia sekarang ini merupakan sebuah kebutuhan. Hal tersebut karena pendidikan yang memanusiakan manusia, pendidikan yang merata untuk semua golongan, dan pendidikan yang mengintegrasikan perbedaan. Terlebih lagi, paradigma pendidikan tersebut dapat digunakan sebagai upaya untuk membangun budaya unggul. Yakni, budaya yang mengoptimbalkan seluruh sumber daya manusia yang ada dalam menyukseskan pembangunan bangsa tanpa mendiskriminasikan salah satu golongan pun. Keterbatasan bukan autisme, ADHD, tunarungu/wicara, dan tunalaras namun satu satunya keterbatasan adalah perilaku yang buruk bukan anak berkebutuhan khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Arbayah, "Model Pembelajaran Humanistik", Dinamika Ilmu, Vol 13, No. 2, Desember 2013, 207.

Herlambang, Y. T., Wahid, R., Solahudin, N. (2021). Landasan Pendidikan Senuah Tinjauan Multiperspektif Dasar Essensial Pendidikan Indonesia. Bandung: Yayasan Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Multiliterasi.

Ishartiwi.(2010). Implementasi Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Sistem Persekolahan Nasional. Jurnal Pendidikan Khusus, 6(1), 1-9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun