Palindromes juga memiliki konsep unik dimana setiap Aviva terpengaruh oleh orang dan kejadian disekitarnya, sang aktris yang memerankannya pun akan berubah pula.
Hal ini menyadarkan para penonton betapa rentannya seorang remaja terhadap pengaruh lingkungan.
National Bullying Prevention Center juga menyebutkan bahwa efek dari perundungan ini dapat menyebabkan terjadinya depresi, kecemasan, insomnia, penurunan kinerja di sekolah dan bahkan justru mereka dikeluarkan dari sekolah.
Berlawanan pula dengan kepercayaan orang-orang dimana perundungan banyak terjadi di SMA, sama dengan kisah Dawn, perundungan justru lebih banyak terjadi di SMP.
Sementara itu, berkaitan dengan kisah Aviva, dilansir dari studyinternational.com, edukasi mengenai seks masih minim di beberapa negara. Salah satunya adalah di China, India, Uganda dan bahkan Amerika sekalipun.
Dikatakan pada tahun 2011 - 2013 terdapat 43% remaja perempuan dan 57% remaja laki-laki yang tidak menerima informasi mengenai kontrol kehamilan sebelum mereka melakukan hubungan seks pertama.Â
Di negara kita sendiri pun, edukasi seks masih amat sangat minim. Edukasi seks seringkali dianggap tidak senonoh dan cenderung para remaja di Indonesia tidak diberitahukan mengenai mengapa seks sebelum merasa siap itu berbahaya dan bagaimana mengontrolnya.
Baik Dawn maupun Aviva juga diindikasikan memiliki depresi sejak awal film. Dimana menurut WHO, depresi berada di urutan keempat sebagai penyebab gangguan dan disabilitas pada usia 15 - 19 tahun.
Sayangnya, hal ini tidak banyak disadari oleh orang-orang disekitar para remaja. Banyak yang menganggap bahwa depresi hanya bisa diderita oleh orang dewasa dan ini bukanlah hal yang perlu diperhatikan dari para remaja.Â
Banyak yang menganggap depresi adalah sebuah kondisi yang dapat disembuhkan seiring berjalannya waktu. Baik Welcome To The Dollhouse maupun Palindromes memang memiliki topik yang berat dan cenderung mengarah ke genre dark comedy.