Mohon tunggu...
Ghanisiera Martin Ubay
Ghanisiera Martin Ubay Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Instagram : @ghanisieraa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Efektivitas Treatment Sterilisasi dan Kastrasi terhadap Penanganan Over Population Kucing Liar di Indonesia

5 Juli 2022   10:50 Diperbarui: 5 Juli 2022   10:53 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dibutuhkan durasi sekitar 15-20 menit untuk melihat reaksi kerja dari obat anastesi. Apabila kucing memberikan tanda-tanda lebih tenang, umumnya rasa kantuk akan membuat kucing perlahan tertidur. 

Setelah itu, prosedur selanjutnya adalah proses draping dengan single drape pada skrotum dan preskrotum. Dinding skrotum ditekan secara halus lalu didorong ke arah sisi cranial. Tindakan pembedahan dilakukan dari sayatan sampai testis yang ditekan bagian belakangnya hingga keluar lubang insisi. 

Setelah itu, bulatan testis dapat ditarik dan diambil. Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dapat dipotong. Langkah terakhir, kulit skrotum kembali ditutup dengan benang non absorbable melalui jahitan interrupted sederhana.

Setelah proses kastrasi, pasien memasuki tahap perawatan ntuk perawatan luka dan monitoring pasca pembiusan. Biasanya, setelah sadar kucing memiliki nafsu makan yang tinggi. Berat badan menjadi parameter kebutuhan kalori seekor kucing. 

Untuk berat badan 3,6 kg membutuhkan 4 - 5 cup makanan kering atau setara dengan satu kaleng penuh seberat 6 ons makanan basah per hari. Berdasarkan hasil dari beberapa kucing yang di sterilisasi dan kastrasi menunjukkan hasil yang sangat baik. 

Melalui monitoring luka dan kondisi tubuh secara umum dapat diketahui parameter fisiologisnya menunjukkan keadaan normal pasca pembiusan atau anastesi.

Berdasarkan hasil observasi dan perhitungan data, menunjukkan bahwa angka populasi kucing liar di Indonesia dapat dikatakan mengalami peningkatan yang standar. 

Hal tersebut mengartikan bahwa progresivitas kucing liar yang telah melakukan tindakan treatment sterilisasi dan kastrasi membawa dampak positif terhadap kontrol populasi kucing liar di Indonesia sebelumnya.

Kasus over population atau kepadatan populasi kucing liar yang berada diatas angka rata-rata normal dapat diselesaikan melalui upaya penanganan treatment sterilisasi dan kastrasi. Biaya yang dikeluarkan pemilik hewan juga tidak terlalu mahal dan sebanding dengan manfaatnya. 

Selain dapat menjaga kontrol jumlah populasi hewan dan juga mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis, kucing yang telah melalui proses sterilisasi dan kastrasi mendapatkan berbagai manfaat lainnya seperti dapat tumbuh lebih sehat dan berumur lebih panjang, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, serta mengurangi agresifitas. 

Khususnya bagi hewan betina, dapat mengurangi resiko kanker uterus dan kanker ovarium ketika kucing mulai memasuki usia lanjut. Dengan demikian, efektivitas treatment sterilisasi dan kastrasi terhadap penanganan over population kucing liar ini sangat efektif untuk dilakukan dan dipublikasikan secara meluas kepada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun