Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kerajaan Baru dan Matinya Kepakaran

23 Januari 2020   23:45 Diperbarui: 23 Januari 2020   23:52 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru-baru ini media Indonesia digegerkan dengan deklarasi kerajaan baru. Tak pelak hal ini membawa dagel bagi pengguna media masa yang mengikuti pemberitaan tersebut. 

Kemampuan komunikasi yang baik memang dibutuhkan diranah apapun untuk mendongkrak karier yang baik, akan tetapi hal ini tidak menjamin seberapa luas pengetahuan dan kualitas diri seseorang. Begitu pula yang terjadi ketika salah satu dari pemimpin kerajaan menyampaikan beberapa statement yang menggemparkan beberapa ahli sejarah yang ada di acara salah satu TV Swasta Indonesia.

Salah seorang yang diundang dan ditunjuk sebagai pimpinan suatu kerajaan tersebut menyampaikan secara gamblang tentang asal muasala kerajaan tersebut berdiri. Dengan penjelasan panjang lebar dan menggunakan penyampain yang mudah dicerna, menjadikan statement dia, banyak didengarkan dengan baik dan seksama. Akan tetapi raut wajah dari para ahli sejarah dan budayawan yang tidak sedikit tertawa.

Penyampaian oleh pemimpin kerajaan baru tersebut, memberikan banyak kritikan dan bahkan cemoohan dikarenakan berbeda jauh dengan data yang dimiliki oleh para ahli sejarah dan budaya yang sebelumnya mempunyai pengalaman secara akademik dan penelitian yang tepat. 

Banyak sekali yang terhasut oleh prespektif yang dipaparkan oleh sekretaris atau bahkan raja tersebut, dikarenakan mereka terjebak dalam pemikiran yang konspiratif. apabila nalar sehat masyarakat tidak diimbangi dengan pengetahuan yang kredibel, maka yang terjadi berupa terjebak dalam pemberitaan yang cacat logika dan bisa terjadi pada jurang matinya kepakaran.

Matinya kepakaran

Sebenarnya apa sih yang dinamakan matinya kepakaran? simplenya matinya kepakaran merupakan suatu kondisi dimana seseorang menyampaikan suatu statement yang kredibilitasnya tidak jelas atas landasan secara teoritis maupun historis. yang lebih parah ketika para orang awam yang berlagak seperti pakar ini berani mendebat secara brutal tentang teori yang dimiliki oleh para ahli atau pakar yang kredibitasnya strata lebih tinggi.

Bukan berarti para pakar anti kritik atas penemuaannya? tidak juga demikian, yang dimaksudkan yaitu ketika kita mau memberikan antitesis harusnya sudah dipersiapkan terlebih dahulu dengan pergulatan intelktualitas melalui aturan dasar ilmu yang sesuai.

Rasa keras kepala sering meliputi gerak-gerik dari tata cara berbicara yang bersihkukuh untuk memenangkan dan menganggap bahwa prespektifnya lebih baik dibandingkan para pakar. Cacat logika merupakan bagian dari matinya kepakaran. Mereka sering menggabgunkan beberapa statement yang dimana tidak mempunyai keterkaitan sama sekali akan tetapi dipaksakan unutuk menjadi seperti yang mereka tafsirkan.

Kemampuan berbicara yang bagus akan menjadi penyebab matinya kepakaran ketika tidak diperkuat dengan dasar pengetahuan yang kredibel. Kebanyakan korbannya yaitu orang-orang yang mempunyai daya literasi yang rendah dan lebih suka untuk mendengarkan beberapa statement yang mengebu-gebu yang bisa membuat mereka menjadi terpengaruh. 

Munculnya Kerajaan Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun